Wednesday, November 18, 2009

tentang kekuatiran

kadang kita kuatir akan hal-hal di depan kita, apa yang akan kita alami nantinya
kita kuatir bahwa kita akan kecewa, tidak mendapatkan apa yang kita inginkan
kita kuatir bahwa berdasarkan pengalaman masa lalu kita, kita akan mendapatkan lagi sesuatu yang tidak kita harapkan

kekuatiran mempunyai kekuatan yang sangat besar saat mencengkeram kita, kita jadi tidak mampu berpikir jernih, mulai melakukan hal-hal bodoh, tidak bisa merencanakan tindakan dan perbuatan kita dengan baik.

masalahnya kemudian apakah ketika kekuatiran itu ada di dalam hati atau pikiran kita, kemudian kita tidak akan bergerak maju atau melangkah melakukan sesuatu hal?
ada di dalam buku suci dikatakan:siapakah daripadamu yang dengan kekuatiranmu bisa menambahkan sejengkal saja daripada usiamu?

masa depan memang tidak pasti tapi bukankah kita yang akan mengusahakan masa depan kita, kalau kita membiarkan ketidakpastian menutupi langkah kita bagaimana kita bisa mengembangkan potensi yang ada.

yang mau saya katakan adalah bahwa semua itu ada di dalam pikiran kita masing-masing.mundur sejenak untuk pikirkan dan menimbang semuanya, tentukan apa yang menjadi keinginan dan tujuan kita yang sebenarnya kemudian mulailah melangkah. jangan biarkan kekuatiran itu melingkupi kita selamanya dan kemudian kita jadi tidak melakukan apapun karenanya.

mungkin dalam proses dan dinamika perjalanan kehidupan kita, tidak selalu berjalan dengan baik dan tidak selamanya kita akan berhasil dengan apa yang kita usahakan. that's fine. it's life. tetapi bahwa kita sudah mengambil keputusan untuk melangkah, dan kemudian menjalaninya itulah yang lebih penting. karena proses itu tidak akan pernah menjadi sia-sia. kita akan belajar dari jatuh bangunnya perjuangan, pahit getirnya usaha, dan apa yang kita lakukan. kemudian saat hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan, bukankah nikmatnya akan tidak tertahankan?

jadi jangan biarkan kekuatiran menjadi batas yang memisahkan kita dengan tujuan dan harapan yang kita inginkan, anda dan saya...

3 comments:

moistamoia said...

bagaimana kalau kita telah sampai pada batasnya, dan tak lagi mampu menerima kenyataan bahwa apa yang kita hasilkan setelah segala upaya jatuh bangun itu ternyata tidak sesuai dengan yang kita harapkan??

Unknown said...

sampai pada titik tertentu, menurutku akan sampai pada pemahaman bahwa hidup tak selalu memberikan apa yang kita mau.

akan tetapi masalahnya adalah, ketika kenyataan itu datang dan tak lagi mampu diterima, apakah itu akan menjadi suatu kekuatiran baru untuk melakukan hal-hal berikutnya?

aku juga ngga tau sih cha, tapi ketika kita jadi takut untuk melangkah lagi berikutnya, semua upaya jatuh bangun itu akan jadi terhenti dan hilang sebagai sebuah kegagalan, yang mungkin ketika kita mau meneruskan langkah, itu bisa jadi keberhasilan pada akhirnya

tapi memang tidak mudah yah menjalaninya, apalagi ketika kita terasa telah sampai pada batasnya. bicara seperti ini memang lebih mudah dibandingkan pada saat menerimanya :)

tapi bukankah kita adalah manusia ketika kita tetap mau berusaha hehehe - meskipun mungkin kita akan terasa jadi lebih bodoh dari keledai ketika masuk lagi ke lubang yang sama, well that's life in fact.

moistamoia said...

aku memang masih hijau (seperti baju yang kupakai hari ini, hehe), tapi semua yang aku alami sepanjang hampir 26tahun kehidupan ku sudah cukup membuatku mengerti bahwa aku tidak selalu mendapatkan yang aku inginkan.

aku setuju, sebagai manusia harus terus berusaha. aku juga setuju, kegagalan yang aku rasakan mungkin konsekuensi dari pilihanku untuk berhenti melangkah, dan seharusnya aku tidak berhenti.

aku masih bingung, mencoba mengerti. sekarang aku berharap waktuku masih cukup panjang. karena pada saatnya nanti waktunya tiba, aku sampai pada batasku, mungkin baru aku bisa mengerti dan mengetahui apa yang akan aku lakukan.