Friday, November 26, 2010

kesenangan apa yang kita cari sebenarnya

2 minggu yang lalu saya diajak teman saya untuk dugem di bilangan segitiga emas jakarta. ada party ulang tahun salah satu pemilik klab di situ. lu bisa minum apa saja bro, free fall kata teman saya, saya mengiyakan karena memang sudah lama sekali tidak minum liquor dan masuk ke klab lagi.
jam 11 malam pulang dari kantor saya tidak pulang tetapi langsung menuju ke sana, tidak usah mandi atau jaga penampilan cuman mau minum ini pikir saya.
ternyata suasanya meriah sekali. ada beberapa artis dan penyanyi yang datang dan semuanya wangi serta menarik. saya jadi agak culun rasanya tapi ya sudahlah lah wong saya memang pengin datang untuk minum. dan jadilah malam itu saya minum dengan enaknya :)

saya mulai dikenalkan oleh teman-teman saya ke beberapa orang di situ. yang berulang tahun baru berumur tiga puluh tahun; wah kaya sekali baru 30 sudah jadi pemilik klab pikir saya (sekarang saya teringat salah satu dari 50 perempuan berpengaruh di dunia yaitu salah satu VP Google baru berusia 35 tahun, bos saya regional manager south east asia baru berusia 33 tahun), kemudian saya dikenalkan ke beberapa sosialita party jakarta yang lain. nah yang di ujung itu god father guwe bro, salah satu komisaris group besar di indonesia. saya mangguk-mangguk sambil bersalaman (siapa tahu bisa di rekrut jadi staf ahli komisaris atau direktur pikir saya)

teman-temanmu ini kerjanya apa bos? tanya saya, ngga tau gw nggak pernah tanya. ketemu aja kalau party, siangnya ngga ngerti gw jawab teman saya dengan cueknya. saya tetap mengangguk-angguk, entah mengerti atau karena otak saya mulai dipengaruhi alkohol. pandangan mata saya menatap sekeliling, para artis, sosialita itu, kemudian berhenti pada si bapak komisaris;
usianya pasti sudah lebih dari 50 tahun dan dia kelihatan capek sebenarnya, dikelilingi dan diciumi oleh banyak perempuan cantik di sekitarnya si bapak nampak mulai kelelahan. dia mulai duduk, terlihat terkantuk-kantuk dan sempat tertidur di kursinya sambil duduk. saat orang datang untuk bersalaman dan menyapanya, si bapak nampak kaget, berusaha tersenyum, lalu kemudian mengantuk dan tidur lagi (pikir saya kenapa tidak pulang saja toh pak sudah lewat tengah malam juga mbok ya jaga kondisi).

lalu saya mulai sok sibuk menganalisa kenapa si bapak dan orang-orang ini termasuk saya datang, karena kenal, diundang, sebagai teman atau rekanan bisnis mungkin
atau karena mencari kesenangan dengan minum (seperti saya) dan datang ke tempat seperti ini untuk relax, menari, dan melepas kepenatan bergaul dengan teman-teman.
tidak ada yang salah dengan semua alasan itu tentu saja, sekali lagi ini hanya pikiran saya yang menganalisa...


lalu saya menganalisa lagi kenapa tadi setelah makan malam saya bersama saya ikut teman-teman saya datang ke salah satu klab di hotel bintang 5 di bangkok ini untuk minum, atau having fun with girls begitu kata mereka; instead of untuk pulang ke hotel dan beristirahat karena minggu ini begitu sibuk dengan pekerjaan.
mungkin alasan yang sama dengan orang-orang yang datang ke party teman saya itu dua minggu yang lalu.

tapi ternyata rasanya kini tidak lagi sama kesenangannya. saya tidak lagi terlalu menikmati minum dan suasananya. atau mungkin saya yang sudah menua atau tidak gaul lagi, saya tidak tahu
saya lebih menikmati kesenangan yang lain, dengan membaca dan membalas email kantor kemudian menulis blog sambil makan phad thai gong dengan jus semangka ini. walaupun hotel ini besar dan dingin sekali untuk seorang diri
apakah ini kesenangan yang lebih sehat atau kesenangan lain sesaat saya juga tidak tahu...

apa yang sebenarnya kita cari...

Wednesday, November 24, 2010

masihkah ada ketulusan yang benar-benar murni?

judul di atas mungkin terlihat sarkastik dan agak bodoh menurut saya.
kalau sudah tulus yah seharusnya tidak ada bumbu-bumbu lain yang menyertai atau kepentingan-kepentingan lain yang melekat pada tindakan yang dilakukan.
jika masih ada kepentingan lain apapun itu maka pastilah itu tidak tulus..

lalu jika demikian apakah memang ketulusan itu ada?

mengaca pada pengalaman yang sering dijumpai di tempat kerja kita masing-masing
banyak orang yang mengatakan saya ini murni mengerjakan semua tugas dan tanggung jawab saya bahkan melakukan effort lebih demi kemajuan dan kebaikan perusahaan. saya tulus, tidak punya tendensi dan pamrih apa-apa selain kemajuan dan kebaikan perusahaan itu sendiri.
well, it sound clear and convincing. berarti memang ketulusan itu ada donk.
indahnya jika memang apa yang diucapkan itu dilaksanakan dengan hati dan pikiran yang sama tanpa terkotori oleh ambisi atau kehendak pribadi demi pencapaian kepuasan diri.

mengaca pada kehidupan personal dan sosial kita seberapa sering kita melakukan sesuatu tanpa ada kepentingan atau pamrih lain di belakangnya. entah itu hanya untuk dipuji, digemari, dianggap care, baik, dll

dan celakanya banyak juga orang yang mulai percaya bahwa ketulusan itu tidak pernah ada. tidak ada ketulusan (apalagi yang murni), semua pasti punya pamrih di belakangnya
dan ketika kita mencoba untuk melakukan sesuatu hal yang tulus kepada orang-orang di sekitar kita kadang yang kita dapat bukanlah feedback yang semestinya akan tetapi justru kecurigaan atau negative feedback: tujuanmu apa sebenarnya?
walah, how messy the life is..

tapi apakah benar bahwa ketulusan itu tidak ada?

teman kantor saya mengetuk kamar mengajak diskusi presentasi jadi tulisan ini berhenti sampai di sini dengan pertanyaan untuk kita semua, anda dan saya, apakah kita bisa untuk tulus?

salam,

Saturday, October 30, 2010

citizen of the world

menarik bagi saya ketika bertemu dengan orang-orang ketika mereka berada di negeri asing yang bukan tanah air dan negaranya. at least ini yang saya rasakan dan saya temui sejauh ini...

ketika kita di negara asal kita, atau di tempat yang sudah kita kenal dan kuasai, terkadang kita menjadi sangat percaya diri dan kalau tidak hati-hati jatuh ke arogansi termasuk dalam berelasi dengan orang lain ataupun para pendatang di tempat kita.

akan tetapi berbeda rasanya ketika kita berada di tempat asing atau belum pernah kita singgahi, bagaimana kita berusaha menjaga diri, sikap dan tindakan kita. bersikap ramah terhadap orang lain, siapa saja yang kita temui dalam perjalanan kita. dalam setiap perjumpaan selalu ada senyuman, sopan santun, dan tutur kata halus di sana.

beberapa dari kita mungkin bisa mengatakan bahwa ini adalah salah satu cara untuk survive, karena kita tidak tahu pasti budaya di tempat yang baru sehingga kita harus selalu berhati-hati: dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung kurang lebih seperti itu peribahasanya..
well itu mungkin benar, kemudian menjadi menarik bagi saya untuk memikirkan jika demikian bagaimana jika tidak perlu ada yang namanya negara dengan batas-batas dan pengkotak-kotakannya sehingga semua orang tidak merasa terbedakan dengan yang lain, tidak merasa lebih baik dibandingkan dengan orang lain. mungkin tidak harus strict menganut konsep seorang internationalist, akan tetapi bagaimana kita bisa mengatur sikap dan tindakan kita untuk selalu santun, ramah, dan perduli pada orang lain. mengutip salah satu signature teman saya: citizen of the world, menjadi seorang warga dunia dimana semua orang dianggap sama dan tidak ada pembedaan berdasarkan klasifikasi apapun.

mengutip salah satu tag line giordano: the world without stranger, sehingga tidak ada seorangpun yang akan merasa teralienasi dalam kehidupan di dunia ini. bayangkan keindahan yang terjadi saat semua orang saling tersenyum satu sama lain, santun dan ramah, tidak ada tipuan atau niat untuk memanfaatkan di sana..maka dunia ini akan benar menjadi tempat yang lebih layak untuk ditinggali...

berkah dalem,
wisnu

penghargaan terhadap kebajikan masa lalu

ada sesuatu yang unik di sini, di saigon, yang sekarang lebih dikenal dengan nama ho chi minh city: tour apapun yang kita ikuti, kemanapun tujuannya, mereka akan membawa kita terlebih dahulu ke sebuah tempat pembuatan handycraft...

apa menariknya? apa istimewanya? pembuat handycraft ini kebanyakan adalah para veteran atau keluarga dari korban perang vietnam tahun 1960-an yang lalu, begitu kata tour guide saya yang ternyata juga seorang veteran perang vietnam.

pemerintah vietnam dengan sistem komunisme-nya ternyata memiliki kepedulian tinggi terhadap warga negaranya yang dulu mereka atau keluarganya berperang untuk negara. Pemerintah mendirikan tempat semacam balai latihan karya untuk memfasilitasi dan mengajari mereka, di saat yang bersamaan pemerintah mengatur agar setiap wisatawan yang datang ke Vietnam dibawa terlebih dahulu ke tempat itu untuk melihat apa yang mereka lakukan, untuk membeli hasil karya mereka dan membawa pulang ke negara masing-masing. dengan begitu tidak hanya secara ekonomi para purnawirawan dan keluarganya itu terbantu akan tetapi juga secara historis dan sosial mereka tidak pernah dilupakan..

bagi saya ini menarik, bagi saya ini menyentuh hati, melihat apa yang dilakukan oleh pemerintah dan negara terhadap warganya yang telah berjasa dan berkorban untuk negaranya. paling tidak saya membandingkan dengan apa yang terjadi di negara saya sendiri dengan begitu banyak para pahlawan dan keluarganya yang seolah dilupakan baik secara sekonomis, sejarah maupun sosial dan harus berusaha sekuat tenaga melakukan apapun untuk menghidupi diri hari demi hari. bagi mereka mungkin perang tak pernah usai, sesudah menghadapi penjajah, kemudian menghadapi rasa lapar dan tekanan ekonomi yang semakin keras hari demi hari..

itu mengilhami saya, bahwa kebajikan yang dilakukan di masa lampau, oleh siapapun, tidak seharusnya dilupakan dalam konteks global, regional, nasional, maupun personal. bahwa siapapun kita, apapun yang kita lakukan, mempunyai kewajiban paling tidak secara moral dan rasional semampu kita untuk meneruskan kebajikan-kebajikan yang telah dilakukan di masa lampau, dan tidak menghilangkan begitu saja orang-orang di dalamnya..

tuhan beserta kita, happy halloween night..
wisnu

Friday, May 21, 2010

menghargai setiap uang yang dimiliki

hargailah setiap uang yang kau miliki. belajarlah untuk hidup dalam kesederhanaan!

hari ini saya mendapat pelajaran tentang hidup dalam kesederhanaan serta menghargai uang hasil jerih payah kita...

tadi malam saya benar-benar tidak bisa menahan rasa rindu saya untuk menikmati makanan rumahan, saya jadi ingat jogja dan akhirnya memilih untuk makan di angkringan.

angkringan itu masih belum begitu ramai saat saya datang, beberapa orang makan sambil duduk lesehan di trotoar beralas tikar, hanya ada satu orang yang duduk di kursi dalam menghadap meja, dan sedang menyelesaikan makanannya. saya memilih untuk ikut duduk di kursi menghadap meja hidangan, supaya lebih dekat ke makanan dan mulai ritual makanan yang tidak sehat tapi nikmat ini: nasi kucing, gorengan tempe, usus, daging dan babat, serta minum es jeruk manis...

tak lama berselang pengunjung lain mulai berdatangan, mungkin karena ini memang sudah waktunya makan malam..ada pasangan yang datang lalu duduk di sebelah kiri saya, kemudian seorang laki-laki duduk di seberang meja menghadap ke saya. yang akan saya ceritakan adalah seorang lelaki yang datang terakhir..

datang dengan menggunakan sepeda motor ber-plat Semarang, usianya sekitar 35-40 tahun. wajahnya kelihatan cukup letih mungkin sesudah seharian bekerja ditambah kemacetan jakarta, pria ini masih lajang, aku tahu dari percakapannya kemudian.
sesudah memarkir motornya, ia duduk di sebelah kananku dengan membawa bungkusan plastik yang diletakkan di meja. seperti biasa mas penjual akan mengulurkan piring sebagai tempat untuk nasi dan lauk pauknya sambil menawarkan minuman.

"saya ngga minum mas" jawabnya sambil menerima piring dari tangan sang penjual, kemudian ia mengambil satu bungkus nasi kucing kecil itu dan satu tusuk kikil kemudian makan dengan lahap. sekilas aku melirik ke kanan ke arahnya, agak tidak biasa seorang lelaki hanya makan satu nasi kucing kecil di angkringan. biasanya para lelaki mengambil dua sampai empat nasi kucing ditambah lauk pauknya karena memang porsi nasi kucing yang kecil. even mbak di sebelah kiri saya sudah menghabiskan dua bungkus dan masih lahap mengambil gorengan tahu dan tempe di meja hidangan.

saya makan tidak dengan buru-buru, kadang saya melihat ke sekeliling, kadang ke jalan dimana kemacetan jumat malam masih saja terjadi. lelaki itu menyelesaikan nasi kucing dan satu tusuk sate kikilnya. sejenak dia terdiam kemudian bangkit menuju motornya, dia buka jok motornya kemudian mengambil botol air mineral ukuran sedang di bawah jok tempat duduknya. saya tertegun, bagi saya ini menarik karena dia bisa saja memesan air putih atau teh tawar hangat dengan gratis jika memang tidak mau membayar lebih, akan tetapi lelaki ini memilih untuk mengambil sendiri minuman air mineral yang dibawanya dengan ditaruh di bawah jok motor.
yang terjadi kemudian lebih menarik lagi bagi saya, dari bungkusan yang tadi dibawa saat datang dan diletakkan di meja, ia mengeluarkan satu demi satu, pisang molen, tahu isi, dan bakwan untuk kemudian dimakannya sambil minum air putih itu.

bagi saya ini mengesankan, lelaki itu jelas tidak kenyang hanya dengan makan satu nasi kucing dan tusuk sate kikil tadi. tapi dia tidak mau mengambil makanan lebih karena dia membawa makanan yang akan dihabiskannya. dia tahu bahwa di angkringan itu dia bisa mengambil makanan yang dia mau saja dan masih bisa makan yang dia bawa dari luar. dia pun memilih minum air yang dibawanya sendiri.

saya tidak tahu, dan bagi saya tidak penting apakah dia melakukan itu karena tidak mempunyai cukup uang, atau dia harus mengirit uangnya untuk suatu alasan. akan tetapi lelaki tadi menunjukkan dan mengajarkan kepada saya untuk tidak boros dengan uang yang kita miliki, untuk menggunakan uang kita secara cerdas sesuai dengan kebutuhan kita dan tidak menyia-nyiakannya.

kadang saya tidak perduli dengan bagaimana saya menggunakan uang saya dengan alasan kenyamanan atau kenikmatan, atau karena saya merasa saya sudah bekerja keras untuk mendapatkan jerih payah ini dan saya layak menikmatinya. akan tetapi malam tadi saya belejar bahwa untuk menikmati hasil jerih payah kitapun, bisa dilakukan dengan lebih bijaksana...

Friday, May 14, 2010

tentang belas kasihan dan pemberian

pemikiran ini muncul ketika sepanjang hari ini saya banyak berhenti di lampu merah dan hampir di semua lampu merah selalu ada yang mendekati saya untuk meminta uang.
mulai dari anak kecil yang merengek minta uang dengan alasan buat makan, ibu-ibu yang datang dengan wajah antara masam dan memelas, kemudian ibu-ibu lain yang membawa bayi, pengamen laki-laki, sampai waria yang datang menari dan meminta tanpa henti

tidak semua orang yang datang meminta itu saya beri, walaupun saat itu saya ada banyak uang kecil, saya memberi kepada orang yang dalam pandangan saya kasihan dan layak saya beri. kadang saya memberi bergantung pada mood saya. kalau sedang baik hati, siapapun yang datang saya beri. kalau sedang uringan atau mood kacau, mau memelas seperti apapun go to hell buddy!

malam ini saya memikirkan tindakan saya terkait dengan memberikan atau tidak uang recehan tersebut. mungkin saya yang terlalu pelit karena faktanya uang recehan itu tidak berarti banyakbagi saya saat ini dan seharusnya saya selalu memberi kepada semua yang meminta tanpa kecuali. tapi ada pemikiran lain yang mengatakan bahwa saya harus memberi kepada yang tepat, jangan sampai itu menjadikan kebiasaan atau uangnya dikumpulkan lalu dipakai membeli barang-barang yang malah tidak bermanfaat.
dari sini saja perdebatannya bisa panjang sampai ke level idealisme atau bahkan konsep yang lain...

yang saya pikirkan saat ini adalah apakah keputusan untuk berbelas kasih atau memberi itu dipengaruhi oleh logika? artinya saya akan memberi kepada orang yang menurut saya pantas untuk diberi, berapapun jumlahnya. ketika logika saya mengatakan orang ini layak untuk ditolong dan hati saya mendukungnya maka terjadilah belas kasihan itu. jika tidak, meskipun hanya recehan, mungkin tidak akan saya berikan..
hari ini saya baru saja memberikan uang satu juta kepada seseorang yang tidak saya kenal karena dia mengaku ibunya sakit jantung dan butuh uang untuk menebus obat di rumah sakit (ini saya tidak tahu apakah saya kasihan atau bodoh karena uang di rekening saya tinggal dua juta saat itu, tapi terserahlah, niat saya baik)

apakah ada faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi belas kasihan itu? sehingga belas kasihan itu tidak selalu bisa muncul? dan ketika kita muncul apakah kemudian ada syarat-syarat yang mengikuti? seperti misalnya saya harus tahu pemanfaatan uang ini untuk apa, apakah benar bantuan saya akan digunakan dengan sebagaimana mestinya?
ataukah belas kasihan seharusnya muncul tanpa syarat dan melampui semua logika yang ada?

masing-masing dari kita akan mempunyai jawaban yang berbeda terhadap pertanyaan di atas, tergantung dari sikap dan pemikiran kita, dari bagaimana kita memandang dan memaknai belas kasih itu sendiri.
dan tulisan ini juga saya buat bukan untuk memperdebatkan atau mencari pendapat dan sikap mana yang paling benar untuk kemudian seharusnya diaplikasikan...

apapun pendapat dan pandangan anda, pada akhirnya saya hanya bisa menutup tulisan ini dengan sebuah ajakan: teruslah berbelas kasih, teruslah memberi, jangan berhenti..
(dan ajakan ini berlaku untuk saya juga)

Wednesday, May 5, 2010

Belajar Psikologi Bersama David J Lieberman, Ph.D

Ada beberapa rahasia yang diceritakan oleh David Lieberman untuk membuat siapapun menyukai kita...setiap saat..:

1. Beradalah di sekitar orang sesering mungkin, karena keakraban menumbuhkan rasa sayang, bukan rasa benci!

2. Jika hendak berbicara dengan seseorang, lakukanlah ketika suasana hatinya sedang baik. Bicarakanlah tentang minat dan pengalaman yang sama-sama pernah dialami dan usahakan lebih banyak mendengarkan jangan terlalu banyak berbicara..

3. Jika kita menghormati atau menyukai sesuatu yang ada pada diri seseorang, biarkan mereka mengetahuinya..

4. Buatlah orang melakukan sedikit kebaikan pada kita

5. Lakukanlah komunikasi dengan meniru gerak tubuh dan menyesuaikan diri dengan tempo dan nada bicaranya

6. Tunjukkan kepercayaan diri kita dengan mampu tertawa pada diri kita sendiri dan tidak terlalu menjaga penampilan..

7. Buatlah orang merasa nyaman, jadilah orang yang penuh pengertian, baik hati, tulus, dan hangat

8. Miliki sikap mental positif; orang tertarik pada orang yang antusias, bergairah, periang, dan aktif

Tuesday, May 4, 2010

selamat malam ego

selamat malam ego, apa kabarmu saat ini?

aku melihat engkau masih tegak berdiri dengan kuatnya
menatap sekeliling menantang siapapun yang mengusikmu

aku terdiam ketakutan, kenapa sekarang kau mudah terusik
apa yang kau rasakan, apa yang kau takutkan?
terkadang aku ingin mendekati dan memelukmu
namun tatapan matamu, kerasnya hatimu mengurungkan niatku

terkadang aku begitu bangga dan bahagia melihatmu
persistent kata orang, dengan keteguhanmu untuk melakukan dan mencapai yang kau inginkan, untuk meraih apa yang menjadi cita dan anganmu
kau begitu perkasa terlihat olehku. tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini sebelum dicoba, begitu selalu seruanmu dalam setiap perjuanganmu..
banyak hal kau lakukan, banyak hal kau menangkan, banyak hidup kau bahagiakan
orang-orang begitu nyaman di dekatmu dan meminta bantuanmu

tetapi,
sesekali aku melihatmu, dalam compang-camping kesendirianmu
di tengah keramaian dan bising sekelilingmu
tak berkawan, tak tersapa, karena kau ciptakan tembok-tembok pemisah
dirimu dan mereka..orang-orang terdekatmu
siapa yang tidak mendukungmu adalah musuhmu
yang tidak memahamimu dan mengertimu tak layak di sisimu
yang tak sepaham denganmu bukan temanmu

sungguh terkadang aku tak mengerti dirimu
kenapa kau begitu keras, tak mampukah kau melunakkan diri
untuk mencoba mengerti tentang orang-orang lain di sekitarmu
mulai dari orang-orang terdekatmu

aku yakin hidupmu akan lebih mudah karenanya
senyuman akan lebih banyak terpancar dari dirimu
dan kegembiraan serta kebahagiaan akan tertebar di sekitarmu

namun aku tak mau memaksa dirimu
aku merasa aku adalah orang yang paling mengerti dirimu
kenapa kau seperti ini, apa yang ada di pikiranmu
apa yang ada di masa lalumu
apa yang kau rasakan saat ini
apa yang kau cita-citakan dan kau impikan di masa depanmu
aku sungguh mengerti itu

dan aku juga tak mau melepaskan kedekatan kita ini kepada orang lain
hanya aku yang mengerti dirimu karena dirimu ada di dalamku
bersama telah kita jalani berdua biduk kehidupan ini
dan terus kita kayuh menuju pada impian hari depan kita

aku sayang padamu,
aku tak mau membiarkanmu terlalu sering sendirian dalam topeng ketegaran
dan keangkuhan yang kau ciptakan
sementara aku tahu kau butuh ditemani, bukan sendiri
aku selalu ingin mendekatimu, memelukmu, dan berbisik padamu bahwa semua baik-baik saja, semua akan baik-baik saja

maka jangan tolak aku ketika aku ingin memperhatikanmu
jangan berpaling dariku saat aku ingin memelukmu
aku ini selalu di pihakmu...

selamat malam ego, aku masih melihatmu
dan aku selalu memperhatikanmu
saat kau terluka demi mempertahankan kebanggaan dan harga dirimu
saat kau menoba tegak berdiri walau aku tahu bahwa kau kesakitan dan butuh ditopang
ah, aku tahu segalanya tentang dirimu

aku hanya bisa berbisik: lembutkan dirimu..lembutkan dirimu...
aku menyayangimu, dan akan kulakukan semua untukmu
lembutkan dirimu..lembutkan dirimu...
kau tidak sendirian, banyak orang mencintaimu dan perduli padamu
lembutkan dirimu...lembutkan dirimu...

kuletakkan cermin hati di hadapanku
kupeluk erat egoku, hangat kurasakan diriku...
lembutkan dirimu...lembutkan dirimu...

Monday, May 3, 2010

keluh kesah tentang penampilan (appearance)

seberapa penting sebenarnya faktor penampilan ini memepengaruhi dalam kehidupan sehari-hari kita?

benar bahwa ada pendapat kesan pertama menentukan semua hal di belakangnya, tapi apakah keseluruhan kesan pertama itu sangat didominasi oleh penampilan?

saat kita berteman atau bergaul dengan orang lain entah sama atau berbeda jenis apakah kita memperhatikan penampilan mereka? apakah penampilan mereka mempengaruhi kenyamanan kita?

ketika kita bekerja di kantor: dengan atasan, bawahan, atau rekan kerja kita; apakah penampilan mereka mempengaruhi respect kerja dan penilaian kita? apakah ketika mereka berpenampilan seadanya, cenderung tidak memperhatikan penampilan, itu akan mengganggu kita? apakah penampilan merupakan pertimbangan kita saat merekrut karyawan?

dalam kehidupan pribadi kita apakah kita memilih pasangan berdasar penampilan? apakah penampilan pasangan mempengaruhi perasaan cinta kita? apakah mempengaruhi gairah kita untuk bercinta? apakah kita malu jika pasangan kita tidak berpenampilan menarik seperti yang kita mau?

jawaban dari pertanyaan di atas bisa jadi akan sangat beragam, tergantung siapa diri kita, apa bidang pekerjaan kita, ataupun bagaimana pandangan kita tentang sebuah penampilan itu

saya termasuk orang yang sangat tidak peka (kalau tidak mau dikatakan tidak peduli) dengan permasalahan penampilan ini, tapi belakangan lingkungan di sekitar saya memberikan masukan bahwa ternyata saya sangat kurang untuk masalah satu ini dan bahwa ini berimbas atau mengganggu mereka..

pertama saya masih menanggapi dengan lucu, tapi kemudian saya mulai berpikir, apakah sedemikian pentingnya penampilan itu dalam konteks kehidupan kita. mungkin pertanyaannya bukan penting atau tidak penting tapi seberapa dominankah itu mengambil bagian?

sebagian dari saya percaya bahwa penampilan itu mempunyai peranan, tapi mayoritas di dalam pemikiran saya masih berpendapat bahwa penampilan ini bukan key factor untuk menentukan keberhasilan pergaulan, karir, pendidikan, relasi, atau apapun itu dalam kehidupan

kemudian dengan sedikit malu saya tersenyum, kenapa saya begitu mempermasalahkan hal ini yah? apa karena memang sebetulnya penampilan saya tidak menarik sehingga saya harus mati-matian menyangkal hal ini. karena kita akan cenderung menyangkal dan menutupi kelemahan yang ada pada kita..

saya masih tidak tahu... dan saya masih kecewa ketika penampilan mempengaruhi faktor lain yang menurut saya lebih dominan..dalam hal apapun...

tetapi tentu saja saya tidak akan bisa membuat semua kepala lain menganggukkan kepala dengan penjelasan dan reasoning saya ini...

Friday, April 30, 2010

kerinduan manusia akan tuhannya

beberapa hari terakhir ini aku melihat keindahan kerinduan manusia akan tuhannya. dalam bingkai dan perspektif ajaran manapun

menyenangkan melihat bagaimana orang mendaraskan dzikir dengan tekunnya, bersimpuh dan menyentuhkan dahi di ujung sajadah atau mengucapkan doa dengan khusyuknya dalam balutan mukenah putihnya

indah mendengar orang menyanyikan pujian dengan sepenuh hatinya, melafalkan untaian doa dalam butiran rosari atau bersujud dalam konsekrasi yang ilahi.

mendengar kesaksian orang tentang bagaimana sang maha kasih menjaga dan melindunginya, memampukannya menghadapi saat-saat terberat dalam kehidupannya dan membawa ke suatu jalan terang keberhasilan.

mendengar orang melantunkan paritta dalam puja bakti atau mendaraskan catur veda dalam semadinya

manusia berbicara dengan penciptanya, manusia yang merindukan tuhannya. meretas batas-batas pemikiran dan logika ketika menundukkan diri dan berserah pada yang tak terlihat namun dipercaya itu ada

yah aku melihat, aku mendengar, aku merasakan keindahan-keindahan itu. keindahan itu ada dimanapun, tidak terkotakkan dalam bingkai manapun...

Wednesday, April 28, 2010

perempuan khayali - onani jiwaku

saat pagiku menjelang dia bangunkanku dengan kecupan di dahi sambil membisikkan selamat pagi. tak peduli dengan bau tubuhku dia memelukku dengan hangat mengantarku memulai hari baru. mungkin tak ada makanan lengkap di meja untuk makan pagiku itu tak mengapa, tapi dia tuangkan segelas air putih dan membawakannya untukku tuk segarkan dahaga pagi.
jika dia sedang tak bersamaku dia telefon atau sms untuk membangunkan. menyemangati hari dengan suaranya yang lembut namun lincah dan gembira, membuatku selalu merasa muda.

ketika aku sibuk dengan pekerjaan dan kesibukanku, dan aku yakin dia juga penuh dengan pekerjaan dan kesibukannya, dia tak pernah lupa untuk menyapaku. sms-sms lucu atau kadang nakal nya menghiburku di tengah penat pekerjaanku. telfon-telfonnya walaupun hanya sesaat membuatku tak pernah bosan mengerjakan apapun juga karena aku tak pernah merasakan sendirian. karena aku merasa ada dia yang selalu menemaniku

ketika aku pulang dari kerja atau dari pergi kemanapun dia akan selalu siap menyambutku. terkadang sudah rapi, cantik, dan wangi. senyumnya yang ramah dan tulus menyambutku dengan ceria: selamat datang di rumah kita katanya. lalu bibirnya mengecup dan mengulum hangat bibirku. lembut dan hangat. tangannya memeluk dan mendekapku erat di tubuhnya. membuat semua lelah dan penatku pergi tanpa sisa.
terkadang dia masih awut-awutan atau juga baru pulang dari kerja atau bepergian. tapi senyum manisnya tak pernah lepas dari wajah biarpun lelah bisa kulihat disana.
maaf yah mas aku juga baru pulang, aku mandi dulu lalu kita makan bareng yah: mau maem di rumah atau pergi makan di luar kita? ucapnya membuatku tak pernah bosan memandanginya. ketika ku pulang dan dia tak ada di sisiku dia akan mengirim sms atau menelfonku: selamat datang, maaf aku tak ada di sana tapi tahukan kamu aku memikirkanmu saat ini, i miss you so much dear and can't wait to be with you...
sehingga aku tidak akan pernah kesepian, karena aku merasa dia selalu bersamaku menemaniku

ketika malam datang, menutup hari yang akan berganti dia mengantarku ke dalam tidur. kadang tingkahnya lucu menggodaku, atau sedikit nakal mengajakku bercinta. kadang juga dengan senyum lembut dia mengajakku beristirahat karena besok masih banyak hal harus dilalui dan dikerjakan. tubuhnya masuk dalam pelukanku sehingga aku bisa mendekapnya. harum rabutnya dan wangi badannya menenangkan jiwaku

aku tak pernah bosan dengannya karena aku mencintainya, sama seperti aku tahu dia mencintaiku seutuhnya. dia tak pernah peduli dengan kekurangan dan kelemahanku, dan penerimaannya itu yang mengubahku dan membuatku jadi lebih baik lagi untuknya
aku tak peduli dengan masa lalunya atau apa yang orang lain lihat tentangnya karena bagiku dia begitu indah, saat dia mencintaiku seutuhnya dan memberikan semuanya untukku. di saat yang sama aku melakukan semuanya untuknya, hanya demi dia.

hari tak pernah sama tanpanya, meski kadang dia tak ada secara fisik bersamaku namun kehangatan cinta dan perhatiannya, kelembutan kasih sayangnya selalu menyelimutiku dan tak pernah buat aku kedinginan sehingga harus mencari kehangatan lain dengan cara apapun.

perempuan khayaliku, apakah kau dilahirkan, atau harus diciptakan? dari dinding rahim mana bisa kutemukan dirimu, benih mana yang akan menciptakanmu...

perempuan khayaliku, kutundukkan semua ego ku di hadapanmu. kusungkurkan semua kesombongan dan harga diriku di hadapanmu. karena tanpamu aku tak seperkasa kenyataannya. aku tak mampu tunjukkan kekuatan diriku, dan kesejatian tak lagi terpapar di sana.

tapi dimanakah engkau? apakah ini sekali lagi hanya onani jiwaku? saat aku jatuh bangun dari satu dewi ke bidadari yang lainnya? atau sesungguhnya engkau memang tak ada? ini hanya sebuah angan semu yang bernama impian...

perempuan khayaliku, munculkan dirimu, mewujudlah, turunlah ke arcapada jika engkau memang hanya berasal dari surga.. dan tunjukkan padaku jalan-jalan kesejatian kehidupan. tunjukkan padaku tentang keindahan dan kedamaian, tentang kebahagiaan, agar aku tak larut dalam fana...

Tuesday, April 27, 2010

sebuah pelukan, sebentuk dukungan

ada yang menarik dari acara the amazing race di axn malam ini...

empat besar the amazing race malam ini adalah pasangan model, dua orang koboi, kakak beradik laki-laki, dan dua orang detektif.

tantangan awal mereka ada di shanghai china ketika mereka diharuskan membuat mie china dengan berat tertentu.

pasangan model itu datang pertama kali, diikuti kakak beradik, dua koboi, lalu dua detektif yang terakhir.
akan tetapi pasangan koboi berhasil menyelesaikan mie terlebih dahulu, kemudian diikuti pasangan model, dan yang ketiga adalah pasangan detektif.
satu orang dari dua bersaudara yang melakukan tantangan itu terlihat sangat kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaannya. ia mengeluh tangannya membeku dan mentalnya menjadi jatuh karena menjadi pasangan terakhir yang berarti potensi untuk tersingkir.

yang menarik adalah apa yang dilakukan oleh saudaranya. alih-alih seperti pasangan yang lain yang kadang memaki atau menyuruh untuk lebih cepat, mengetahui bahwa saudaranya berada dalam tekanan berat dan merasa tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan, ia menghampiri saudaranya, lalu memeluknya, mengucapkan kata-kata penghiburan dan menyemangatinya, membuat saudaranya mampu untuk menyelesaikan hal yang tadi terasa mustahil. dan cara ini berhasil...

ini bisa dimaknai dengan biasa atau sebaliknya, bagi saya di tengah ketakutan akan tersingkir yang dialami, di tengah tekanan yang dihadapi. bukannya menyalahkan saudaranya atas kelemahan atau kekurangan yang dilakukan, menyemangati, memberikan dukungan untuk memampukan kembali itu merupakan hal yang luar biasa.

sebuah pelukan, ciuman, usapan tangan, sentuhan, kata-kata, apapun yang anda gunakan untuk menyemangati atau menguatkan orang yang sedang membutuhkan, akan sangat besar artinya. hanya saja kadang kita terlalu asyik memperdulikan kepentingan kita, memperhatikan diri kita sendiri sehingga lupa dengan orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan bantuan atau dukungan

semoga potongan ilustrasi sederhana ini memampukan kita, anda dan saya, untuk menjadi lebih peka dan lebih bisa bersikap positif serta suportif pada saat dibutuhkan...

Monday, April 26, 2010

lapar itu nikmat, lapar itu membahagiakan

beberapa bulan belakangan ini saya melakukan proses penurunan berat badan (maklum perut sudah kemana-mana dan tidak enak untuk bergerak ataupun dipandang mata)

hasilnya cukup menyenangkan, meskipun six pack masih cukup jauh untuk dicapai, akan tetapi perut saya sudah mengecil, dan beberapa orang yang sering melihat saya mengatakan saya sekarang kurus (tentu saja jika dibandingkan dengan yang dulu)

yang saya lakukan ini sebenarnya bukan diet yang benar karena tidak diimbangi dengan olah raga yang cukup dan hanya membatasi (jika tidak mau dikatakn menghentikan) kuantitas makanan yang masuk ke dalam perut saya, selain tentu saja waktu makan saya.
Alhasil saya sering sekali merasa lapar...

saat saya lapar (dan kadang teramat sangat) saya ingat dengan karakter silas di novel davinci code karangan dan brown yang merupakan pengikut sekte tertentu dan sering melakukan penyiksaan diri sebagai penebusan dosa dan kesalahan

yang saya ingat adalah kata-kata yang dia ucapkan: sakit itu nikmat...sakit itu membahagiakan... (kurang lebih begitu yang dia ucapkan)

itu yang menjadi rapalan saya saat lapar itu melanda: lapar itu nikmat...lapar itu membahagiakan...

jika saya maknai lebih jauh (walaupun mungkin bisa dijustifikasi bahwa ini pemaknaan yang ngawur juga): ini lebih seperti ketika dirimu menginginkan sesuatu, ada beberapa hal yang harus kau korbankan, penderitaan yang kau jalani, untuk mencapai semuanya itu...
tentu saja ini terlepas dari pemahaman apakah diet saya ini sehat atau tidak..

and yet, do not be a reactive person

ini pengalaman di hari minggu kemarin.

hari minggu kemarin diawali dengan berangkat tidur pukul 3 pagi sesudah belajar untuk ujian dan mendengarkan curhatan beberapa teman. bangun pukul 6 langsung mandi dan bersiap untuk ujian di kampus jam setengah 8.

selesai ujian yang cukup melelahkan dan menguras pikiran, aku berangkat ke gereja sesudahnya karena di fikiranku kuliah berikutnya akan sampai jam 9 malam dan otomatis tidak bisa ke gereja sore seperti biasa.

sampai di halaman gereja suasananya ramai dan berisik sekali. rupanya sedang ada pameran sesudah misa. keributan itu masih terbawa sampai ke dalam gereja, mungkin aku yang datangnya kepagian jadi mereka belum berhenti untuk mempersiapkan misa berikutnya.
tapi di dalam gereja sudah ada doa bersama sebelum misa. entah suasana hati ku yang sedang jelek atau kecapekan tapi rasanya jadi kesal mendengar suara bising itu. ingin ku keluar dan mencabut kabel sound system itu agar berhenti bisingnya, atau menghardik mereka karena berisik saat orang-orang sedang berdoa di dalam gereja.

kekesalanku bertambah karena di sekitar aku duduk banyak sampah tisu yang bertebaran.
aku hanya bisa mengumpat ini orang kok pada nyampah sembarangan ngga aturan yah. tapi untuk memungutnya pun saat itu aku segan karena ini bekas siapa aku tak tahu.

tak lama kemudian suara-suara di luar gereja itu pun berhenti dan selang beberapa menit misa dimulai. dua bangku di sebelahku masih kosong..
tak berapa lama, ada seorang lelaki africano yang berdiri di dekatku sambil menunjuk-nunjuk kursi yang kosong di sebelahku. yes, you may sit there jawabku sambil menggerutu, ngomong kenapa tanya kosong apa ngga, boleh duduk di situ atau ngga. ngga bisa bahasa inggris yah...
sepuluh menit berselang, ada lelaki africano lain datang, kelihatannya teman dari lelaki pertama. yang ini lebih bisa bicara dia bilang excuse me dan tanpa menjawab aku memberinya jalan untuk lewat. kalau lelaki yang pertama tadi pendiam yang kedua ini kebalikannya. dia begitu percaya diri untuk berdoa bersama dan bernyanyi walau nadanya sering fals dan tidak sama. beberapa orang yang mendengar juga sampai menoleh ke arah kami. damn! umpatku saat itu this is totally suck membayangkan aku harus duduk di sebelahnya sepanjang misa.

but as other story goes, something happened:

ketika sedang persiapan komuni, si hitam besar mulut itu membungkukkan badannya dan mengumpulkan sampah-sampah serta tisu yang berserakan di sekitar kami duduk ke tengah kakinya. aku masih dengan apatis melihatnya, lah dikumpulin di tengah trus mau dipojokin atau disembunyikan pikirku saat itu. tapi ternyata aku salah, dia menggunakan kerta yang dipegangnya untuk meraup dan membungkus semua sampah itu jadi satu sehingga lantai di bawah kami jadi bersih. lalu dia menyimpan bungkusan kertas berisi sampah-sampah tadi di celana panjangnya karena tidak ada tempat sampah di kursi gereja..

aku merasa tertampar melihat apa yang dia lakukan. diriku yang sok suci menghardik orang yang membuat gereja kotor dengan membuang sampah sembarangan tapi tidak melakukan tindakan apapun untuk membersihkannya. si hitam ini memberiku contoh dengan langsung melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki kondisinya.

tiba-tiba semua berubah di perspektifku. si hitam tadi mungkin memang tidak bisa bernyanyi dengan baik, akan tetapi dia berusaha untuk turut berperan serta dalam memuji tuhan melalui apa yang dia punya melalui kebiasaan suara kerasnya.
orang-orang yang berisik di halaman gereja tadi bukannya tidak perduli tapi mungkin mereka masih berfikir misa belum dimulai dan mereka dengan semangat menarik peserta pameran itu dengan kebisingan dan suara-suara keras yang mereka lakukan.

selesai komuni, setelah misa ketika kembali ke kampus aku berfikir.
begitu mudah bagiku untuk menghakimi orang atas apa yang mereka lakukan ketika itu tidak sesuai dengan apa yang aku kehendaki. untuk menganggap bahwa mereka ini salah.
kadang pikiranku tidak terlalu panjang untuk menjangkau latar belakang di balik apa yang mereka lakukan. hatiku tidak terlalu lapang untuk bersabar dan mencoba mencerna lebih dahulu. kedegilanku ini membuat aku begitu mudah reaktif dan menghakimi orang, juga orang-orang di sekitarku, yang pada akhirnya memperburuk situasi yang terjadi.

aku tidak mau membuat reasoning kenapa aku bisa begitu reaktif, setiap dari kita pasti punya reasoning masing-masing. akan tetapi yang mau aku sharingkan adalah jika saja kita bisa sedikit lebih sabar dan menahan diri... sabar disini bukan hanya berarti tidak meledakkannya akan tetapi untuk juga berusaha tidak berfikir negatif untuk semua hal yang tidak kita kehendaki yang dilakukan orang lain, mungkin kita akan bisa lebih mudah tersenyum, mungkin kita akan bisa lebih mudah memaafkan, mungkin kita akan bisa lebih mudah melihat cinta dan keindahan yang ada.

aku mungkin masih sangat reaktif, karena untuk berubah tidak semudah membalikkan telapak tangan ku. akan tetapi aku mau berusaha untuk menjadi lebih rendah hati dan sabar karena efek yang ditimbulkan dari sikap ini bisa menjadi bola salju yang menyakiti semua, termasuk diriku sendiri..

Friday, February 12, 2010

life? you just need to live it

tadi sore saya pergi ke warung tegal di dekat tempat saya tinggal untuk mengisi perut setelah seharian kosong tidak terisi apapun selain air putih.

suasana warteg itu tidak terlalu ramai, ada empat orang yang sedang menghabiskan makanannya. "makan apa mas?" tanya mbak si penjual dengan ramah, kelihatannya dia habis mandi karena rambut panjangnya masih basah dan wajahnya segar berseri.
saya memilih menu makanan saya sore itu, "hmm harus yang bergizi tapi tidak menambah lemak di tubuh" pikiran saya ketika menunjuk satu demi satu sayur dan lauk yang saya inginkan. kemudian saya memesan teh tawar hangat untuk minumnya.

tidak berapa lama 4 orang yang terlebih dahulu makan sebelum saya satu persatu menyelesaikan makannya, membayar kemudian meninggalkan warung itu, tinggal mbak penjual dengan saya.

mungkin karena merasa pembelinya tinggak saya dan belum banyak yang datang lagi (saya datang lebih awal untuk makan malam karena baru jam setengah enam sore, langit masih terang), mbak itu kemudian menghidupkan radio. tidak berapa lama kemudian mengalun lagu-lagu dangdut dengan suara perempuan yang mendayu-mendayu. dikeraskannya suara radio itu sehingga bisa terdengar sampai ke luar warung. beberapa orang yang lewat menoleh karena suara lagu dangdut itu, tapi si mbak penjual tetap saja sambil tersenyum mengangguk-anggukkan kepalanya mengikuti irama lagu. saya jadi geli sendiri melihatnya begitu menikmati lagu-lagu dangdut itu.

saya perhatikan terus penjual makanan itu kemudian saya ingat lagi, dia memang ramah, tidak hanya kepada saya tetapi juga kepada pembeli yang lain. mungkin memang itu sebuah keharusan sebagai penjual akan tetapi juga mungkin karena memang sifatnya demikian. saya tidak tahu, dan saya melihat keramahan dan cara menikmati lagu itu sebagai cara si mbak memilih menjalani kehidupan ini.

selesai makan sambil membayar sambil membayar saya mencoba membuka percakapan, "mbak, keras banget muter lagu dangdutnya. suka yah?" tanya saya. sambil tersenyum dia berkata "iyah mas, lagunya enak didengarkan sore-sore gini". "emang ngga malu didengarkan orang di luar, mana suaranya kenceng banget" celetuk saya. "biarin aja, ngga ganggu orang ini" jawab dia masih sambil tersenyum dan memberikan kembalian kepada saya.

dalam perjalanan pulang, saya memikirkan lagi percakapan sederhana di warteg tadi. membandingkan hidup mbak penjual makanan tadi dengan hidup saya, dan dengan kehidupan orang-orang pada umumnya. saya berfikir mbak itu tidak mungkin tidak punya masalah, entah memikirkan apakah makanannya akan habis malam ini, apa yang akan dia beli dan dimasak besok pagi, sampai kapan warungnya akan bertahan, apa yang akan terjadi dengan hidupnya, dan mungkin masih banyak lagi. tidak berbeda dengan kita, anda, saya, dan orang-orang lain yang memiliki banyak pikiran dan masalah dalam hidup ini.

yang menarik adalah mbak itu memilih untuk tetap menjalani hidupnya dengan gembira, mandi di sore hari sebelum melayani pembeli sehingga tetap segar dan menarik orang untuk tidak malas makan di warungnya karena penjualnya kumuh misalnya. ramah dan murah senyum, kemudian di saat senggang melakukan hal-hal yang membahagiakan dan bisa dia nikmati. "tidak ganggu orang ini" prinsipnya ketika melakukan hal yang dia suka.

mungkin bukan sebuah pilihan yang mudah untuk selalu dilakukan setiap hari, mungkin tidak selalu dia akan ramah atau tersenyum terus, akan tetapi paling tidak dalam pandangan saya dia mencoba menjalani hidupnya dengan gembira dan dalam sikap positif.

ini mungkin sebuah teladan bagi kita, anda dan saya, tentang bagaimana sekali lagi kita melihat kehidupan ini. masalah? itu pasti tidak akan pernah berhenti. mungkin karena itulah kita dikaruniai akal budi.

jika demikian mungkin ada baiknya kita mengikuti mbak penjual tadi, live the life the best that we can. "tidak ganggu orang ini" tidak berarti kita menjadi tidak perduli akan tetapi lebih bahwa kita lakukan yang kita yakini dan kita bahagia dengan apa yang kita lakukan.

selamat menikmati hidup ini :)

Wednesday, February 10, 2010

The Man Who Selling Jagung Rebus

it was 11pm at sudirman street when i saw this man, the street seller.

he was standing beside the cart, old and tired, while there are still a lot of jagung rebus not yet sold. his eyes looking far as if thinking of something.


suddenly i felt that i had to buy it, so i stopped my car and park it in the alley next to the street. I came and asked him: good evening sir, how much you sell the jagung rebus?

he turned the face and looked very happy seeing someone want to buy his jagung rebus: it's three thousands rupiahs only..he replied with the hope that I will buy it.

i nodded my face and said: ok then i will buy five. and then i gave my money to him.

the smile became wider when receiving my money: thank you, thank you very much sir. and he kept smiling when i left him.


i don't want to show that i am a good person when i wrote this story. this money is not much for us, in fact it needs to be multiplied by six to have a shoot of tequila or a glass of chardonnay. it needs to be multiplied by ten to have mojito or lychee martini. in other word, it's little money for us, everyone can do the same.


the thing that i want to share is my feeling when i saw his smile. the feeling of sharing to others, it made me feel good and happy also. actually i am the one being blessed during the event.


my friends, this is just refreshment as i am sure all of you know it already.

small things for us can be big things for others who really need it. so be sensitive with others around you and be proactive to share what you have to others. you will never know, how your compassion can turn out someone's life into a better one.

at least, it makes this world more comfortable to live in...

Wednesday, February 3, 2010

tentang ibuku

ijinkan aku bercerita tentang ibuku, perempuan yang sangat aku cintai

ibuku lahir hampir 62 tahun yang lalu, dari pasangan jagabaya dan perempuan petani sederhana di desa. orang tuanya penganut aliran kepercayaan.
ketika kecil ibuku diasuh oleh seorang polisi. polisi ini yang mengajarkan kepada ibu tentang arti pendidikan, kedisiplinan, dan banyak hal lainnya.
dari ayahnya ibuku belajar tentang kesederhanaan dan kerja keras.

meskipun seorang perempuan, ibuku bercita-cita untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin. dulu bahkan cincin tunangan dari seorang pemuda yang melamarnya dikembalikan karena ibu masih ingin bersekolah. sungguh luar biasa untuk gadis desa waktu itu. saat teman-teman sebayanya memilih menikah dan bekerja di sawah, ibu masih menggenjot sepeda puluhan kilometer untuk bersekolah, sampai akhirnya mendapatkan gelar sarjana muda

ibuku kemudian mengajar di sekolah sebelum akhirnya kemudian menikah dengan ayahku. satu hal yang aku ingat adalah kegigihan dan kerja kerasnya, ibu begitu kreatif dalam mengajar, bahkan sempat direkrut untuk membuat buku pelajaran oleh penerbit intan pariwara dan erlangga yang terkenal pada masa itu. ibu juga aktif sebagai guru inti di propinsi, sebagai pengawas, bahkan hendak dijadikan kepala sekolah. tapi ibu menolak karena alasan keluarga waktu itu.

bagi ibuku pendidikan adalah segalanya, mungkin karena ibu merasa dengan pendidikan akan bisa meningkatkan pengetahuan dan membuka wawasan kita. ibuku selalu bilang: le, bapak ibu itu cuman guru, pegawai negeri yang ngga bisa ngasih kamu bekal kekayaan. bapak ibu cuman bisa berusaha untuk memberikan bekal pendidikan sebagai pegangan hidupmu. itu selalu terngiang di kepalaku. dalam hal pendidikan disiplinnya sangat kuat. jika kami sedang ujian, jangan harap ada televisi atau radio menyala, atau bermain dengan teman. harus belajar kemudian tidur agar besok pagi bisa ingat apa yang dibaca dan dipelajari.

dalam kesibukannya, ibuku selalu ingin menjaga setiap anaknya. selalu tampil sebagai penolong dalam setiap kebutuhan dan kesusahan anaknya. aku ingat saat aku kecelakaan dan dirawat di rumah sakit bagaimana ibu meninggalkan pekerjaannya untuk menjagaku setiap hari. bagaimana ibu pergi ke departemen pendidikan dan sekolah untuk mengusahakan aku bisa ujian di rumah sakit.

aku sangat mencintai ibuku dan aku tau ibuku sangat mencintai aku. dalam setiap hal yang aku lakukan ibu selalu di belakangku dengan doa restunya. setiap kali aku akan ujian atau melakukan hal penting, ibu selalu berdoa dan membiarkan lilin itu terus bernyala. walau kadang tindakanku salah atau tidak sesuai dengan kehendaknya, ibu tetap mendoakan yang terbaik untukku.

gempa bumi di jogja tahun 2006 kemarin sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi ibuku yang sudah semakin tua, apalagi sejak pensiun ibu jadi tidak lagi seperkasa dahulu kala. tubuhnya tidak lagi tegak dan tak bisa lagi berlari atau berjalan cepat seperti biasa dia lakukan dahulu. pengaruh naik motor selama lebih dari 25 tahun juga membuat kadang tangannya mulai gemetar. tapi saat dibutuhkan, oleh saudara maupun siapapun, dalam kelemahan dan keterbatasannya ibu kembali menunjukkan kehebatannya. pikiran dan pertimbangannya, langkah taktis dan sikap efisien cepatnya. itu diakui oleh kami semua.

ibuku kini sudah semakin tua, kadang ibu berkata duh dulu kenapa sering meninggalkan anak-anak untuk bekerja, tapi kalau nggak gitu ngga bisa membiayai sekolah kalian. lalu matanya mulai berkaca-kaca. ah aku selalu terharu jika melihatnya seperti itu.
aku tidak selalu berdamai dengan ibuku, kadang aku membuatnya kecewa, kadang aku juga marah kalau ibu terlalu banyak bertanya, tapi saat jauh, saat aku sendiri, mengingat ibuku selalu membuatku terharu.

ibuku mungkin sudah tak seperkasa dulu lagi, sudah tak sepandai dulu lagi, kekuatannya sekarang terletak dalam diamnya melihat dan mendoakan anak-anaknya. kadang dia masih saja memikirkan kami, uangnya itu dipakai untuk kebutuhan kalian yang masih banyak, bapak ibu masih punya dari pensiun, jangan dikasih ke bapak ibu terus uangnya. ah cinta kasihnya sungguh tak pernah berhenti kepada kami.

aku mencintai ibuku dan aku tahu ibuku begitu mencintai aku. aku ingin bercerita kepada semuanya tentang perempuan hebatku, yang begitu aku cintai dan aku banggakan
ibuku...

Sunday, January 31, 2010

Belajar dari Ursula Burns

Lahir pada tanggal 20 September 1958, Ursula M Burns menjadi salah satu tokoh yang menginspirasi saya, dan semoga kita semua.

Ursula pada bulan Juli tahun 2009 kemarin dipilih menjadi Chief Executive Officer (jabatan eksekutif tertinggi) di perusahaan Xerox Corporation. Ini menjadikannya sebagai perempuan kulit hitam pertama yang memimpin perusahaan yang termasuk di Fortune 500 (dan ini juga menjadikannya duduk di posisi ke-14 the Most Powerful Woman in the World 2009).

Cerita tentang kehidupan Ursula sama seperti orang-orang Afrika Amerika pada umumnya, lahir di kawasan miskin NewYork, dibesarkan oleh Ibu tunggal dan hidup di kawasan keras. Akan tetapi ketekunan dan semangatnya untuk mengejar pendidikan dan masa depan.
Bergabung di Xerox sejak 1980 dan terus menekuni apa yang dia lakukan setelah 29 tahun membuatnya mampu berada di posisi puncak perusahaan terkemuka ini.

Jadi bagi saya ini menginspirasi, siapapun kita, apapun latar belakang kita, selama kita fokus dan tekun mengejar mimpi dan cita-cita kita, tidak ada yang mustahil untuk diwujudkan.

Terima kasih kepada Ursula yang mengingatkan kita akan hal ini.

Saturday, January 30, 2010

tentang masa depan

mulai dari minggu kemarin sampai minggu ini saya menjalani serangkaian interview di satu perusahaan. cukup melelahkan dan menyita energi karena setiap interview baik secara face to face maupun teleconference dilakukan selama lebih kurang tiga jam dan dalam bahasa inggris. akan tetapi saya tetap menjalaninya karena ini menjanjikan masa depan yang lebih baik untuk saya (at least seperti itulah yang saya pikirkan).

jumat malam kemarin ketika reuni dengan teman-teman sma saya, ada kakak kelas yang bercerita tentang pengalamannya bekerja di salah satu konsultan internasional yang hanya merekrut orang-orang terbaik, demikian secara tidak langsung dia menjelaskan. jam kerjanya pun tidak terbatas dan fokus yang diberikan setiap waktu. akan tetapi dia menjalaninya karena menurut dia ini menjanjikan masa depan yang lebih baik untuknya

siang tadi di kampus ada teman baru yang bercerita bagaimana dia berusaha memulai usaha dengan segala cara. jatuh bangun, di luar pekerjaan dan pendidikannya karena dia tidak mau masa depannya hanya menjadi seorang karyawan biasa.

semua hal di atas mempunyai benang merah lebih pada masa depan kita dalam hal pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak. Bagaimana kita mengusahakn itu dengan sebaik mungkin karena kita tidak mau masa depan kita berakhir tidak seperti yang kita cita-citakan. kita mengejar mimpi dan harapan kita sekuat tenaga.

kemudian saya teringat tentang 5 balls theory, 30 second Speech by Bryan Dyson (CEO of Coca Cola)yang diceritakan kepada saya pada waktu itu:
"Imagine life as a game in which you are juggling some five balls in the air.
You name them - Work, Family, Health, Friends and Spirit and you're keeping all of these in the Air.
You will soon understand that work is a rubber ball.
If you drop it, it will bounce back.....
But the other four Balls - Family, Health, Friends and Spirit - are made of glass.
If you drop one of these; they will be irrevocably scuffed, marked, nicked, damaged or even shattered.
They will never be the same.
You must understand that and strive for it.

Sekilas ada sesuatu yang bertentangan dari 5 balls theory itu dengan kejadian2 yang saya ceritakan di atas, tetapi ternyata tidak...
at least dari hasil pemikiran dan permenungan saya itu bisa berjalan berdampingan (saya tidak tahu apakah ini karena saya termasuk dalam penganut aliran jalan tengah yang berusaha untuk meraih semuanya)

kita mengusahakan masa depan kita, dalam segala hal yang kita lakukan sekarang. tidak hanya bagi kita sendiri akan tetapi juga bagi orang-orang tercinta, yang kita kasihi, yang ingin kita bahagiakan.
tekad dan keyakinan itu yang membuat kita bersemangat untuk melakukan apa yang sedang kita tekuni saat ini, dan kesadaran itu membuat kita juga menjaga kesehatan kita karena jika kita tidak sehat maka kita tidak akan mampu meraih apa yang menjadi impian kita. dan teman-teman adalah orang yang berjalan bersama kita, berinteraksi dengan kita dimanapun itu baik di sekolah, di kantor, maupun di lingkungan yang lain. yang mempunyai cita-cita, harapan, dan impian mereka sendiri, yang berjuang bersama kita, berinteraksi dan membantu kita baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan masing-masing.

jadi masalahnya adalah bagaimana kita menempatkan semuanya secara proper pada tempat masing-masing. saya akan mengatakan bahwa semua hal dalam five balls theory itu penting dan saling berkaitan. kegagalan yang satu akan menyebabkan ketidak sempurnaan yang lain. dan yang harus kita latih adalah bagaimana menempatkan semua itu pada porsi masing-masing dengan benar...

lebih jauh lagi ada satu hal yang saya ingat dari buku how to win the people yang belum selesai saya baca, kita menjadi penting dan berhasil bukan pada saat kita berhasil saja, akan tetapi lebih jauh lagi, bagaimana kita bisa membuat orang-orang di sekitar kita, orang-orang yang berelasi dengan kita berhasil mencapai impian masa depannya. itulah keberhasilan yang lebih besar...

jadi akhirnya, apapun masa depan yang kita impikan, perjuangkanlah itu sebaik mungkin! dengan tanpa mengorbankan hal-hal terbaik yang sudah kita miliki sekarang, yang juga akan menjadi bagian penting dalam keberhasilan masa depan kita nanti.

dan jangan lupa, perjuangan tak pernah dilakukan sendirian, kita butuh orang lain, dan orang lain membutuhkan kita untuk meraih masa depan bersama.

at the end, may god bless us and everyone striving for the best future, to make the dream come true...

Thursday, January 14, 2010

melakukan sesuatu bersama

tadi malam aku menonton film did you hear about the morgans
sebuah film drama yang tidak terlalu kuat menurutku dari jennifer aniston dan hugh grant dengan ending yang biasa saja.
(sebelum terlalu jauh melenceng menjadi sebuah resensi film) tapi ada satu hal yang menarik perhatianku dari cerita di film ini...

itu adalah tentang melakukan suatu hal bersama..

kesimpulanku adalah ini berlaku untuk kita semua: siapapun kita, dimanapun kita berada, dengan siapa kita melakukannya apakah itu dengan partner dalam pekerjaan, pasangan, maupun teman-teman kita
ketika intensitas kebersamaan meningkat, dan frekuensi melakukan banyak hal secara bersama menjadi semakin sering, maka itu akan meningkatkan kedekatan hati dan emosional kita.

tentu saja secara matematis ini belum menjadi sebuah aksioma, mungkin adalah dalil yang menuntut pengujian lebih lanjut. Akan tetapi itu yang aku alami, aku lihat, dan aku ingat dari melihat cerita tadi malam.
tentu saja apakah ini hanya bisa terjadi pada kondisi ceteris paribus atau tidak, well aku tidak mau menganalisa lebih jauh, karena dinamika yang terjadi pada setiap orang mungkin berlainan dan akan merujuk pada hasil akhir yang bisa berbeda satu dengan yang lain. Jadi keismpulan ini bukan untuk diperdebatkan :)

maka ketika aku membayangkan lebih lanjut, benarlah apa yang dikatakan ibu teresa waktu beliau menyatakan 'kemiskinan terbesar bukanlah terletak pada materi atau kekayaan akan tetapi ketika manusia merasa sendirian dan tidak dicintai'.
saat kita merasakan hanya sendirian menghadapai semuanya, tidak mempunyai siapapun untuk diajak melakukan sesuatu bersama, maka itulah kemiskinan yang sesungguhnya.
tidak heran banyak orang menggunakan apa yang mereka miliki: kepandaian, kekayaan, keindahan fisik, dll untuk bisa diterima dimana dia berada, mendapatkan teman sebanyak mungkin, untuk tidak sendirian dan terasingkan...

indahnya dunia, menariknya modernisasi, mungkin sesaat bisa membuat kita melupakan orang lain, akan tetapi sebagai makhluk sosial manusia tetap tidak akan bisa terlepas dari kebutuhannya akan orang lain. dan kebersamaan yang tidak semu, kebersamaan yang tulus, saling menerima apa adanya, saling menghormati dan menghargai, mengusahakan sesuatu secara bersama, itu yang akan terus membuat seseorang bertumbuh menjadi lebih baik, dan sebuah relasi apapun bentuknya tetap terjaga...

Wednesday, January 13, 2010

tentang sapaan

di kantorku yang baru, ada sebuah kebiasaan yang berbeda - at least belum pernah aku jumpai di kantor-kantorku sebelumnya.

hal yang berbeda itu adalah tentang sapaan:
setiap pagi, setiap orang yang datang ke kantor akan menyalami teman-teman yang sudah datang terlebih dahulu sambil mengucapkan selamat pagi, apa kabar, dan sebagainya.
Setiap sore, setiap orang yang akan pulang juga akan menyalami teman-teman yang masih tinggal di kantor sambil berpamitan, sampai ketemu besok, see you tomorrow, dll.

aku tidak tahu siapa yang mempopulerkan atau menerapkan ini untuk pertama kalinya, dan menurutku tidak penting juga untuk ditanyakan kepada teman-teman lain yang lebih lama di kantor ini :)

dan menurutku juga bukan karena jumlah karyawan di kantor ini yang tidak begitu banyak (tidak sampai 100 orang) yang menyebabkan kebiasaan ini masih bertahan sampai sekarang

lalu aku berpikir, mungkin yang menyebabkan kebiasaan itu masih bertahan sampai saat ini adalah karena kita semua nyaman melakukannya, itu membuat kita lebih dekat satu dengan yang lainnya. mungkin pada awalnya akan canggung untuk melakukannya di hari-hari pertama, atau mungkin ini dilakukan agar tidak menjadi orang aneh jika tidak melakukannya, akan tetapi lebih jauh lagi itu membuat kita merasa lebih akrab dalam lingkungan kerja kantor ini.
kadang mungkin kita menyapa dengan terburu-buru atau tidak dengan sepenuh hati, akan tetapi lebih sering kita melakukannya dengan iklas, dengan senyum yang tulus, dan ketika itu dilakukan, tatapan mata yang bersahabat, senyuman yang tulus, jabat tangan yang erat itu semua akan menghangatkan hati - baik untuk yang memberikan ataupun yang menerima.

sebuah sapaan, perhatian, sekecil apapun, jika itu diberikan dengan sepenuh hati, aku yakin akan mendamaikan dan membahagiakan orang yang memberi ataupun menerima.

masalah besar kita di dunia yang semakin maju dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta gelombang besar modernisasi dan materialisme ini adalah hilangnya perhatian dan keperdulian kita untuk peka dan menyapa orang-orang di sekitar kita, yang mungkin membutuhkannya.
orang menjadi teralienasi dari lingkungan sekitarnya, asyik dengan berbagai peralatan modern atau hal-hal yang bisa mengalihkannya dari dunia sekitarnya dan hilang pulalah kepekaan kita. individualisme yang akhirnya akan meraja. well aku boleh dibilang skeptis atau berlebihan dengan statement di atas, akan tetapi jika kita tidak dengan sadar menumbuhkan dan memelihara perhatian dan kepekaan kita terhadap orang lain di sekitar kita, dunia ini tidak akan pernah menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.

dan sebuah sapaan, apapun bentuknya, sebuah perhatian, sekecil apapun itu, akan mampu membuat dunia ini menjadi lebih indah untuk semua orang.

kalau demikian:
selamat menyapa, selamat memperhatikan orang lain

Thursday, January 7, 2010

tetaplah menulis

well, ini mungkin hanyalah sebuah jargon untuk menyemangati diri saya sendiri :)

menulis, apapun itu..
apa yang kita lihat
apa yang kita dengar
apa yang kita rasakan
apa yang kita pikirkan
apa yang kita inginkan
apa yang menjadi cita-cita dan keprihatinan kita

jangan takut merasa tulisan kita jelek
jangan takut merasa tulisna kita tidak berarti atau tidak bermakna
apapun itu, itu adalah jejak gambaran dinamika kehidupan yang kita alami
bahkan bagi beberapa orang itu adalah pengingat tentang kehidupan kita.

tetaplah menulis apapun bentuknya, seberapapun panjangnya, dimanapun medianya
menuangkan apa yang ada di otak, pikiran, hati, dan perasaan kita
jika itu bisa bermanfaat bagi orang lain, terima kasih tuhan
paling tidak itu akan bermanfaat bagi diri kita sendiri

happy writing :)