Thursday, November 12, 2009

Perempuan-Perempuan Cantik, Mau ke mana Kalian?

Prostitusi sebagai salah satu profesi tertua sejak dari jaman Cleopatra sampai sekarang ternyata telah banyak membawa dampak bagi kehidupan masyarakat kita. Jika kita mau sejenak merenung dan berpikir, kita akan bisa sampai pada suatu kesadaran bahwa para penjual cinta itu sebenarnya tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seperti ini. Banyak para perempuan yang terjerumus ke lembah hina ini karena berbagai sebab lain seperti rusaknya rumah tangga mereka, terutama karena alasan ekonomi sekedar bagaimana bisa mengisi perut untuk hidup sampai esok hari. Celakanya lagi sebagai seorang produsen mereka ternyata harus menghadapi berbagai perlakuan yang terkadang jauh dari perikemanusiaan, baik itu perlakuan dari para konsumen, lelaki hidung belang yang berbuat semaunya sendiri karena merasa telah mengeluarkan uang demi memperoleh kepuasan. Para perempuan itu juga masih harus membayar kepada germo yang menghidupi dan menjaga, sehingga terkadang uang yang sampai ke tangan mereka menjadi begitu kecil. Bahkan mereka masih harus menghadapi perlakuan buruk dan kecurigaan dari warga masyarakat yang menistakan profesi ini dan menganggap mereka sebagai golongan marginal yang harus dijauhi. Belum lagi ancaman penyakit seksual yang mengerikan karena para pemakai yang sangat sering menolak memakai kondom karena alasan hilangnya kenikmatan. Oh malang benar nasibmu para perempuan cantik….
Jika keadaan mereka begitu memprihatinkan, lalu kenapa mereka masih terus saja melanggengkan profesi ini dan tidak mau keluar dari belenggu prostitusi yang ternyata tidak membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik tapi justru meyerap habis sari-sari mereka.
Alasan yang teramat mungkin adalah bahwa mereka tidak sadar bahwa selama ini hanya menjadi obyek dari sistem yang berlaku. Para perempuan ini sekedar menjadi alat pemuas nafsu para pelanggannya, mereka hanya menjadi alat penghasil keuntungan untuk para germo, Sementara mereka terlena oleh gebyar kehidupan malam yang harus dihidupi. Para aparat pemerintahan sebagai pelindung masyarakat pun ternyata tidak berbuat banyak untuk menolong mereka. Tidak ada peraturan ataupun Undang-Undang yang bisa melindungi hak-hak para pekerja seks komersil ini. Malangnya, begitu ada beberapa yang sadar akan keadaan ini mereka terpaksa harus menyerah pada keadaan karena buntunya jalan keluar….
Melihat hal seperti ini sudah menjadi kewajiban kita yang masih beruntung dan sadar akan adanya suatu bentuk penindasan dan ketidakadilan yang menimpa perempuan-perempuan cantik itu untuk berbuat sesuatu bagi mereka, mengusahakan suatu celah dalam kebuntuan yang melingkupi, memberdayakan mereka agar menjadi individu-individu yang mampu berdiri tegak, tahan terhadap masalah dan kesulitan yang menimpa terus menerus. Mereka harus tetap survive di atas kaki mereka sendiri jika tidak ingin terus hidup dalam kegelapan prostitusi.

Lalu sekarang langkah konkret apa yang dapat kita lakukan untuk menolong mereka? Yang pertama kali harus dilakukan menurut saya adalah membuka mata hati dan kesadaran mereka bahwa mereka tidak dapat menjalani kehidupan seperti ini terus menerus. Mereka harus disadarkan bahwa mereka juga manusia biasa yang wajar, dan sederajad dengan orang-orang lain sehingga mereka juga berhak untuk hidup layak dan bermartabat seperti manusia lain. Suatu proses yang panjang dan kadang mungkin amat melelahkan, tetapi itulah yang harus kita lakukan. Langkah yang kedua adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal bagi mereka untuk dapat bertahan ketika terjun dalam masyarakat. Bekal seperti kemampuan membaca dan menulis, kemudian ketrampilan lain seperti mengetik, menjahit, menata rambut, memasak, rias pengantin, bahasa asing agar mereka dapat bergerak dalam sektor-sektor informal yang bisa menjanjikan kehidupan lebih baik.
Ada baiknya kita juga perlu mengadakan kerja sama dengan lembaga-lembaga lain yang mempunyai konsen dan keperdulian yang sama untuk memberdayakan mereka. Lembaga yang bisa mengajarkan ketrampilan dan pengetahuan-pengetahuan lain untuk masa depan mereka.
Yang harus kita sadari bersama adalah pendampingan ini merupakan suatu proses, yang bisa teramat panjang dan tidak bisa langsung kelihatan hasilnya. Bahkan mungkin hasilnya tidak seperi yang kita bayangkan. Untuk itu diperlukan kesabaran dan ketekunan dari kita semua. Paling tidak bahwa kita tidak hanya tinggal diam ketika ada sesuatu yang tidak benar, tetapi ada yang bisa kita lakukan walaupun mungkin cuma sedikit. Keperdulian konkret bagaimanapun bentuknya, berapapun besarnya, akan sangat berartu bagi mereka yang membutuhkan.
Perempuan-perempuan cantik bangkitlah! Tatap masa depanmu dengan semangat dan keyakinan, secercah cahaya harapan baru menunggu di depan…..

Gamping, 10 Mei 2001


St. Wisnu Kumara Jati

No comments: