Thursday, November 12, 2009

dewasalah kawan

Ketika kaki – kaki kecil melangkah di atas jalan
Tidak hanya sepasang kaki itu yang melangkah
Ada berbagai rona emosi dan perasaan yang melangkah bersamanya
Jalanan memang tidak selamanya berbatu
Kadang mulus dan menurun walau terselingi oleh kelokan tajam dan tanjakan tak terduga
Tapi itu menjadikan kita tetap terbangun, tidak tidur ketika kita harus melangkah
Kadang kita merasa nyaman ketika melangkah di atas jalan yang mendatar dan mulus
Tetapi sungguh tidak menyenangkan jika kita melangkah di tanjakan, apalagi jika jalanannya berbatu.
Tapi apakah kita pernah berpikir, bahwa dengan menanjak di jalan yang berbatu itulah
Yang menyebabkan kaki-kaki kecil kita menjadi lebih kuat, dan menjadikan kita lebih merasa nyaman ketika ada di jalan yang mendatar
Mungkin akan ada goresan dan luka, tetapi bukankah itu sebuah hal yang biasa dalam sebuah perjalanan?
Goresan dan luka mungkin akan berbekas dan bekasnya tidak mudah atau mungkin tidak dapat hilang
Tetapi kaki-kaki kecil kita akan menjadi lebih kuat dan terbiasa untuk melangkah di berbagai keadaan jalan manapun
Ketika kaki – kaki kecil melangkah di atas jalan
Tidak hanya sepasang kaki itu yang melangkah
Ada berbagai rona emosi dan perasaan yang melangkah bersamanya
Kadang ketika melangkah kita akan bertemu dengan orang yang menyenangkan
Itu akan membuat kita bahagia dan bersemangat untuk meneruskan perjalanan
Apalagi jika orang itu mau menjadi teman seperjalanan kita
Melangkah bersama
Di jalan yang empuk dan mendatar
Tapi juga temani kita di tanjakan maupun kelokan tajam
Jika itu yang terjadi bersyukurlah
Tapi terkadang pula kita bertemu dengan orang yang tidak menyenangkan
Bahkan mungkin ia menjadi sebuah kutukan bagi kita
Celakanya lagi jika kita harus berjalan bersamanya
Di jalan yang tidak selalu mulus, tetapi penuh dengan tanjakan dan kelokan tajam
Tapi apakah celaka?apakah bahagia?
Hanya sebuah perasaan semu yang begitu cepat tergantikan
Bahagia pun dapat menjadi sebuah celaka jika dipandang dari sudut yang berbeda
Celaka pun dapat menjadi bahagia ketika kita mampu memaknainya
Ketika kaki – kaki kecil melangkah di atas jalan
Tidak hanya sepasang kaki itu yang melangkah
Ada berbagai rona emosi dan perasaan yang melangkah bersamanya
Kadang pula kita harus melangkah seorang diri
Meskipun melewati kegelapan jalan yang seakan tak berujung
Akankah kita berhenti dan menangis ketakutan
Meratapi nasib yang menjadi hantu kematian
Atau kita tetap melangkah
Meski tertatih-tatih
Meraba dalam gelap
Hanya dengan bekal harapan
Bahwa ada yang lebih baik di ujung jalan
………………
……………………….
…………………………………….
Pernahkah kita mempertanyakan
Kenapa kita harus terus melangkah
Akankah ada sesuatu yang lebih indah di depan sana
Bukankah mungkin saja kematian yang kan kita jelang di depan
Ah………….
…………………..
…………
………………………….
Tapi kenapa harus mempertanyakan alasan kita terus melangkah
Bukankah lebih baik kita nikmati saja langkah demi langkah
Tak usah pikirkan bahwa kita adalah pecundang jika berhenti melangkah
Jangan pula pikirkan bahwa kita adalah pemenang dengan terus melangkah
Tetaplah melangkah
Tetaplah berjalan
Dan nikmati sajalah langkah – langkah kita
Selagi kita masih dapat melangkah
Bukankah setiap langkah adalah anugerah?


Jakarta, antara idealisme, realitas, keinginan, ketika menyapa nilai diri dalam sebuah kehidupan………………dewasalah kawan……………

2 comments:

anggitasari said...

kadang melangkah terus membuat kita cape apalgi tanpa tau sesuatu yg pasti di depan kita...
kadang malah pengen lari cepet tinggalkan semuanya...
kadang juga mau diam ditempat aja..ga ada lg hari esok..just today
Ahh..manusia banyak maunya...
atau emang hidup yg so complicated..

anggitasari said...

kadang kita cape melangkah apalagi tanpa ada kepastian di depan...
kadang malah pengen lari cepet ninggalin semuanya untuk satu tujuan di depan...
kadang pegen berhenti aja...ga ada lagi langkah just today..
ahh manusia banyak maunya..
atau emang hidup yg complicated..