Wednesday, February 3, 2010

tentang ibuku

ijinkan aku bercerita tentang ibuku, perempuan yang sangat aku cintai

ibuku lahir hampir 62 tahun yang lalu, dari pasangan jagabaya dan perempuan petani sederhana di desa. orang tuanya penganut aliran kepercayaan.
ketika kecil ibuku diasuh oleh seorang polisi. polisi ini yang mengajarkan kepada ibu tentang arti pendidikan, kedisiplinan, dan banyak hal lainnya.
dari ayahnya ibuku belajar tentang kesederhanaan dan kerja keras.

meskipun seorang perempuan, ibuku bercita-cita untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin. dulu bahkan cincin tunangan dari seorang pemuda yang melamarnya dikembalikan karena ibu masih ingin bersekolah. sungguh luar biasa untuk gadis desa waktu itu. saat teman-teman sebayanya memilih menikah dan bekerja di sawah, ibu masih menggenjot sepeda puluhan kilometer untuk bersekolah, sampai akhirnya mendapatkan gelar sarjana muda

ibuku kemudian mengajar di sekolah sebelum akhirnya kemudian menikah dengan ayahku. satu hal yang aku ingat adalah kegigihan dan kerja kerasnya, ibu begitu kreatif dalam mengajar, bahkan sempat direkrut untuk membuat buku pelajaran oleh penerbit intan pariwara dan erlangga yang terkenal pada masa itu. ibu juga aktif sebagai guru inti di propinsi, sebagai pengawas, bahkan hendak dijadikan kepala sekolah. tapi ibu menolak karena alasan keluarga waktu itu.

bagi ibuku pendidikan adalah segalanya, mungkin karena ibu merasa dengan pendidikan akan bisa meningkatkan pengetahuan dan membuka wawasan kita. ibuku selalu bilang: le, bapak ibu itu cuman guru, pegawai negeri yang ngga bisa ngasih kamu bekal kekayaan. bapak ibu cuman bisa berusaha untuk memberikan bekal pendidikan sebagai pegangan hidupmu. itu selalu terngiang di kepalaku. dalam hal pendidikan disiplinnya sangat kuat. jika kami sedang ujian, jangan harap ada televisi atau radio menyala, atau bermain dengan teman. harus belajar kemudian tidur agar besok pagi bisa ingat apa yang dibaca dan dipelajari.

dalam kesibukannya, ibuku selalu ingin menjaga setiap anaknya. selalu tampil sebagai penolong dalam setiap kebutuhan dan kesusahan anaknya. aku ingat saat aku kecelakaan dan dirawat di rumah sakit bagaimana ibu meninggalkan pekerjaannya untuk menjagaku setiap hari. bagaimana ibu pergi ke departemen pendidikan dan sekolah untuk mengusahakan aku bisa ujian di rumah sakit.

aku sangat mencintai ibuku dan aku tau ibuku sangat mencintai aku. dalam setiap hal yang aku lakukan ibu selalu di belakangku dengan doa restunya. setiap kali aku akan ujian atau melakukan hal penting, ibu selalu berdoa dan membiarkan lilin itu terus bernyala. walau kadang tindakanku salah atau tidak sesuai dengan kehendaknya, ibu tetap mendoakan yang terbaik untukku.

gempa bumi di jogja tahun 2006 kemarin sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi ibuku yang sudah semakin tua, apalagi sejak pensiun ibu jadi tidak lagi seperkasa dahulu kala. tubuhnya tidak lagi tegak dan tak bisa lagi berlari atau berjalan cepat seperti biasa dia lakukan dahulu. pengaruh naik motor selama lebih dari 25 tahun juga membuat kadang tangannya mulai gemetar. tapi saat dibutuhkan, oleh saudara maupun siapapun, dalam kelemahan dan keterbatasannya ibu kembali menunjukkan kehebatannya. pikiran dan pertimbangannya, langkah taktis dan sikap efisien cepatnya. itu diakui oleh kami semua.

ibuku kini sudah semakin tua, kadang ibu berkata duh dulu kenapa sering meninggalkan anak-anak untuk bekerja, tapi kalau nggak gitu ngga bisa membiayai sekolah kalian. lalu matanya mulai berkaca-kaca. ah aku selalu terharu jika melihatnya seperti itu.
aku tidak selalu berdamai dengan ibuku, kadang aku membuatnya kecewa, kadang aku juga marah kalau ibu terlalu banyak bertanya, tapi saat jauh, saat aku sendiri, mengingat ibuku selalu membuatku terharu.

ibuku mungkin sudah tak seperkasa dulu lagi, sudah tak sepandai dulu lagi, kekuatannya sekarang terletak dalam diamnya melihat dan mendoakan anak-anaknya. kadang dia masih saja memikirkan kami, uangnya itu dipakai untuk kebutuhan kalian yang masih banyak, bapak ibu masih punya dari pensiun, jangan dikasih ke bapak ibu terus uangnya. ah cinta kasihnya sungguh tak pernah berhenti kepada kami.

aku mencintai ibuku dan aku tahu ibuku begitu mencintai aku. aku ingin bercerita kepada semuanya tentang perempuan hebatku, yang begitu aku cintai dan aku banggakan
ibuku...

3 comments:

icHa said...

nice one.. Ibu's the only one who has what we called as unconditional love..
aku juga teramat sangat mencintai ibunku.. our best of the very bestest for our ones, mas! :)

dWi said...

impressed

anggitasari said...

Hmmm...Bu Atun yah...beliau salah satu guru favoritku di smp dulu, yg membuat pelajaran fisika jd begitu mudah. Masih inget klo aku rame atau ga merhatiin beliau, beliau pasti lgsg ngasih aku pertanyaan atau lgsg disuruh maju ke dpn..coba mba yossie...upppsss...
Nice to know her..proud of her dedication...
Jadi kangen mama juga...can't wait to see her in heaven. would she remember me?