Sunday, July 24, 2011

waktu tak pernah menunggu

"
Hidupku dalam keadaan koma,
kosong seperti hidup Adam di Surga,
ketika aku melihat Selma berdiri di hadapanku seperti berkas cahaya.
Perempuan itu adalah Hawa hatiku yang memenuhinya dengan rahasia dan keajaiban
dan membuatku paham akan makna hidup…………….

Namun,
sekarangkah saatnya kehidupan akan memisahkan kita agar engkau bisa memperoleh keagungan seorang lelaki
dan aku kewajiban seorang perempuan?

Untuk inikah maka lembah menelan nyanyian burung bul-bul ke dalam relung-relungnya,
dan angin memporakporandakan daun-daun mahkota bunga mawar,
dan kaki-kaki menginjak-injak piala anggur?
Sia-siakah segala malam yang kita lalui bersama dalam cahaya rembulan di bawah pohon melati,
tempat dua jiwa kita menyatu?

Apakah kita terbang dengan gagah perkasa menuju bintang-bintang hingga lelap sayap-sayap kita,
lalu sekarang kita turun ke dalam jurang?
Atau tidurkah cinta ketika ia mendatangi kita, lalu, ketika ia terbangun, menjadi marah dan memutuskan untuk menghukum kita?

Ataukah jiwa-jiwa kita mengubah angin malam yang sepoi menjadi angin ribut yang mengoyak-ngoyak kita menjadi berkeping-keping dan meniup kita bagai debu ke dasar lembah? Kita tak melanggar perintah apa pun; kita pun tak mencicipi buah terlarang; lalu apa yang memaksa kita meninggalkan sorga ini?

Kita tidak pernah berkomplot atau menggerakkan pemberontakan, lalu mengapa sekarang terjun ke neraka? Tidak, tidak, saat-saat yang menyatukan kita lebih agung daripada abad-abad yang berlalu, dan cahaya yang menerang jiwa-jiwa kita lebih perkasa daripada kegelapan; dan jika sang prahara memisahkan kita di lautan yang buas ini, sang bayu akan menyatukan kita di pantai yang tenang, dan jika hidup ini membantai kita, maut akan menyatukan kita lagi.

Hati nurani seorang wanita tak berubah oleh waktu dan musim; bahkan jika mati abadi, hati itu takkan hilang murca. Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah jadi medan pertempuran; seudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar dan batu-batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami dengan tulang-tulang dan tengkorak-tengkorak, ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi karena musim semi dan musim gugur datang pada waktunya dan memulai pekerjaannya…

---------------------------------------
“Guru, bagaimanakah perihal Waktu?”

Dan dia menjawab:
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat anak sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahawa semalam hanyalah kenangan utk hari ini dan esok adalah harapan dan impian utk hari ini.
Dan yang menyanyi dan merenung dari dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Siapa di antara kalian yang tidak merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandung di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta, pun bukan dari tindakan cinta ke tindakan cinta yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?

Tapi jika di dalam fikiranmu baru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkumi semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan."
-----------------------------

kedua tulisan di atas milik Gibran. siapa yang tidak kenal dengan Sang Kahlil ini yang karya-karyanya menjadi inspirasi bagi semua orang yang membacanya. kisah cintanya dengan Mary Haskell (yang dituangkan dalam sayap-sayap patah, untuk Selma Karami) yang bertahan sampai akhir hidupnya...

dan menjelang dini hari ini, Gibran memberi pelajaran kepadaku. mengajarkan aku untuk menggunakan semua waktu yang masih aku punya, dengan sebaik mungkin, tanpa ada kesia-siaan...

kata-kata tidak pernah cukup untuk menjelaskan, atau mengurai apa yang ada dalam pikiran atau perasaan..
satu hal yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua, dan juga kepada diriku sendiri: untuk semua hal baik yang ingin kalian lakukan, untuk semua cinta yang ingin kalian bagikan, untuk semua impian yang ingin kalian wujudkan. kerjakan sekarang dan jangan tunda lagi, karena waktu tak pernah menunggu...

"Jemariku lembut bermain pada jendela-jendela kaca
Dan berita yang kubawa membawa bahagia,
Semua orang dapat mendengarnya, namun hanya yang peka, dapat memahami maknanya."
(Kahlil Gibran - Nyanyian Hujan)

1 comment:

pemujamu said...

Sosok pecinta yang sangat baik diperankan oleh seseorang yang merasa "tidak mengerti apa itu cinta"