Monday, August 1, 2011

pasti halal, belum tentu haram. pasti haram, tidak mungkin halal

sore tadi hari pertama puasa, aku ikut dalam ritual tahunan ini - ketika para pengikut nabi Muhammad memperjuangkan begitu banyak berkah dan hidayah di bulan Ramadhan ini.

sama seperti apa yang disarankan oleh iklan-iklan di televisi, berbukalah dengn yang manis: aku pun turut membatalkan puasaku dengan makanan yang manis: babi panggang karo..

selepas maghrib aku melangkahkan kaki ke arah mall ambassador, pasti sangat terlihat penuh niat karena ke sana sendirian :) hanya terasa senang saja beberapa hari ini berjalan dan melihat hiruk pikuk orang-orang yang bergegas sepulang kerja.
tak berapa lama aku sampai di salah satu lapo, ada hal yang sedikit berbeda terlihat dari yang biasanya saat aku ke sana di sore hari. beberapa pegawai lapo itu makan bersama-sama, ada yang terlihat masih segar wajahnya. ada capcay yang menjadi lauk dan mereka makan dengan lahap.

karena sepi tidak banyak pengunjung, aku bisa berbicara dengan mereka. "tumben, sudah pada makan lagi jam segini belum tutup" tanyaku memulai pembicaraan. "ini baru makan bang, tadi seharian puasa" jawab seorang pegawai perempuan sambil menyeka mulutnya. ada nasi yang tertinggal di dekat bibir bawahnya. "iyah harus buru-buru nih, ntar sholatnya giliran habis tutup terus taraweh" kata pegawai laki-laki lain yang wajahnya segar. rupanya dia habis mandi untuk persiapan sholat dan ke masjid.
aku agak tersentak mendengar jawaban-jawaban mereka, dan sambil makan ini menjadi permenunganku...

ternyata mayoritas pegawai lapo itu muslim agamanya! dan meskipun tiap hari mereka menggauli daging-daging babi itu yang pasti haram
absolut, mereka tidak lupa menjalankan kewajiban agama yang sudah dipilih dan diyakini.
alih-alih mencari alasan untuk tidak berpuasa, mereka tetap berusaha menjalankan dengan sebaik mungkin. karena tidak mungkin berbuka
puasa dengan lauk yang mereka jual, maka patunganlah membeli capcay yang halal untuk berbuka puasa. tetap memasak dan menjual
daging babi sebagai salah satu pekerjaan untuk menopang kehidupan, akan tetapi tidak memakannya karena itu haram dalam ajaran
mereka.

menjadi kontradiksi ketika aku teringat dengan wakil-wakil kita para pejabat terhormat dan bapak-bapak di gedung bundar itu. ketika korupsi
menjadi hal yang membudaya dan umum dilakukan di lingkungan mereka, maka tanpa malu dan berusaha bertahan lalu ikut terlibat dalam kesenangan di dalamnya. haram berjamaah! tanpa mencoba untuk menjaga diri. "susah, nanti kalau tidak ikutan dianggap aneh dan jadi tak punya teman" ada kata yang pernah aku dengar diucapkan kenalan di pemerintahan.
sungguh memalukan karena dalam kapasitas mereka, seharusnya lebih tahu mana yang halal dan haram untuk dilakukan dan lebih banyak
pilihan serta kemampuan untuk memilih dibanding para pegawai lapo yang kutemui sore tadi di ambassador.

well, mungkin masalahnya tidak sesederhana itu dan tidak bisa juga membandingkan para pegawai lapo itu dengan bapak-bapak pejabat dan wakil rakyat. masalahnya lebih kompleks mungkin...
kompleks karena duitnya lebih banyak, dan pasti akan susah ditolak. tai kucing.

dan aku teringat ucapan mbak kasir saat aku membayar dan nyeletuk "kirain pada ngga puasa, soalnya kerja di lapo hehehe". dia tersenyum saat menjawab singkat "yang haram kan dagingnya bang, kerjaannya tetep halal. jadi tetep puasa"

mungkin lingkungan kita haram, orang-orang di sekitar kita melakukan hal haram, akan tetapi tetap ada pilihan bagi kita untuk tetap melakukan hal yang halal di lingkungan haram sekalipun..

selamat berpuasa, wassalam...

No comments: