Thursday, July 14, 2011

pelayanan dan perlindungan terhadap pasangan

ada film ftv diputar di sctv tadi malam, judulnya 'ketika waginah bicara'. pemainnya alex komang dan kinaryoshi.
saya tidak akan banyak bicara tentang filmnya selain alex komang yang kalau bermain sensualitasnya menurut saya sama sperti george cloney tapi yang dihilangkan kenakalannya dan kinaryoshi yang di film itu sensual sekali menurut saya (loh saya sudah mulai mau melantur lagi, lebih baik kembali ke pikiran awal saya menulis ini)..

ada salah satu adegan dalam film itu dimana waginah yang diminta bantuan untuk mengaku sebagai isteri pak drajad dengan tanpa diminta melepaskan sepatu dan kaos kaki pak drajad yang tertidur karena kelelahan dalam perjalanan mereka pulang ke kampung halaman.

saya agak terkesima melihat adegan itu, kemudian langsung terbayang tentang pelayanan perempuan jawa kepada pasangannya. berperan sebagai kasta nomer dua dalam kehidupan sosial, mereka seakan mengemban amanah 3M (masak, macak, manak = memasak, berhias diri, melahirkan) dalam rumah tangga; dan hrus total mengabdi dan melayani suami. bahkan secara sacral, pemahaman swargo nunut nroko katut (surga dan neraka bergantung dari suami) yang dikuatkan dalam ideologi islam jawa lelaki sebagai khafilah atau pemimpin dalam keluarga.

terlintas dalam pikiran saya bagaimana jika saya kelak mempunyai pasanga yang seperti itu yah? melayani dalam kepatuhan absolut. dulu kakak saya pernah bilang, seorang istri itu harus bisa secara ekstrim menjadi pelayan di rumah, figur ibu dalam keluarga, bahkan seperti pelacur di ranjang demi pasangannya...

saya tersenyum, pendapat ini sekarang akan ditentang oleh banyak sekali perempuan moden jaman sekarang. konsep kepatuhan absolut dan pelayanan yang saya gambarkan di atas tidak akan pernah dimengerti oleh para penganut kesetaraan gender, perempuan modern yang cerdas, mengutamakan karir, dan persamaan hak serta kedudukan dengan lelaki atau pasangannya. boro-boro mau membukakan sepatu, memasak, mencuci, dan kerjaan rumah tangga yang lain itu urusan si mbak jadi jangan harap deh :)

tapi kemudian pikiran egois dan sangat patriarkis ini harus saya imbangi dengan mencoba untuk mengerti apa yang juga dibutuhkan oleh para perempuan itu dari pasangannya..

waginah mewakili banyak perempun dari semua strata dan latar belakang budaya menyerukan harapan para perempuan dari pasangannya:
'apakah saya akan dipukul dan dikasari apabila tidak mau diajak berbuat intim?'
'apakah saya akan dipukul dan dimarahi jika melakukan kesalahan?'
ini yang seharusnya menjadi pegangan bagi semua lelaki termasuk saya...

sebagai lelaki, kita mungkin harus tampan, pintar, atau kaya untuk bisa tampil langsung menarik pada kesan pertama; tapi at the end, perempuan siapapun dia mengharapkan pasangan yang mampu melindungi sebagai tempat bersandar. yang mau bekerja keras untuk menghidupi keluarga mereka. yang tidak kasar dan mudah memukul ketika pasangannya tidak melakukan yang diinginkan, yang tidak mudah marah dan menyakiti hati mereka.
lelaki perkasa yang lembut dan bisa menopang mereka..

karena saya bukan perempuan, saya hanya bisa mendalami lebih dalam kelelakian saya. apakah saya sudah menjadi seperti itu? siapa tahu ini hanya omong besar yang hanya bisa diucapkan tapi tidak pernah dilakukan..
apakah saya mau dan terus berusaha menjadi lelaki perkasa yang lembut dan bisa menopang pasangan itu??

relasi itu selalu dua arah, selalu memberi dan menerima. dengan hanya terus menuntut tanpa mau mawas diri untuk memberikan diri secara utuh dan penuh itu berarti memeras dan mengeksploitasi pasangan belaka

saya tersenyum simpul di akhir permenungan saya.
mungkin saja, dan sangat mungkin, jika saya dan para lelaki semua bisa melakukan apa yang diinginkan dan menjadi kebutuhan perempun-perempuan itu; bisa menjadi tumpuan dan harapan mereka dalam hidup yang diselimuti oleh apa yang dinamakan kebahagiaan, maka mereka juga akan menjadi pasangan seperti yang kita inginkan. mungkin pelayanan yang utuh dan penuh, dan tidak mustahil juga apa yan saya lihat dalam film kemarin terjadi pada saya - membukakan sepatu saat saya tertidur kelelahan bekerja demi kami..

1 comment:

Asti Pratama said...

salam kenal...
artikelnya sangat saya suka mas, ga sangka masih ad yang punya pemikiran seperti itu. :)