Sunday, January 31, 2010

Belajar dari Ursula Burns

Lahir pada tanggal 20 September 1958, Ursula M Burns menjadi salah satu tokoh yang menginspirasi saya, dan semoga kita semua.

Ursula pada bulan Juli tahun 2009 kemarin dipilih menjadi Chief Executive Officer (jabatan eksekutif tertinggi) di perusahaan Xerox Corporation. Ini menjadikannya sebagai perempuan kulit hitam pertama yang memimpin perusahaan yang termasuk di Fortune 500 (dan ini juga menjadikannya duduk di posisi ke-14 the Most Powerful Woman in the World 2009).

Cerita tentang kehidupan Ursula sama seperti orang-orang Afrika Amerika pada umumnya, lahir di kawasan miskin NewYork, dibesarkan oleh Ibu tunggal dan hidup di kawasan keras. Akan tetapi ketekunan dan semangatnya untuk mengejar pendidikan dan masa depan.
Bergabung di Xerox sejak 1980 dan terus menekuni apa yang dia lakukan setelah 29 tahun membuatnya mampu berada di posisi puncak perusahaan terkemuka ini.

Jadi bagi saya ini menginspirasi, siapapun kita, apapun latar belakang kita, selama kita fokus dan tekun mengejar mimpi dan cita-cita kita, tidak ada yang mustahil untuk diwujudkan.

Terima kasih kepada Ursula yang mengingatkan kita akan hal ini.

Saturday, January 30, 2010

tentang masa depan

mulai dari minggu kemarin sampai minggu ini saya menjalani serangkaian interview di satu perusahaan. cukup melelahkan dan menyita energi karena setiap interview baik secara face to face maupun teleconference dilakukan selama lebih kurang tiga jam dan dalam bahasa inggris. akan tetapi saya tetap menjalaninya karena ini menjanjikan masa depan yang lebih baik untuk saya (at least seperti itulah yang saya pikirkan).

jumat malam kemarin ketika reuni dengan teman-teman sma saya, ada kakak kelas yang bercerita tentang pengalamannya bekerja di salah satu konsultan internasional yang hanya merekrut orang-orang terbaik, demikian secara tidak langsung dia menjelaskan. jam kerjanya pun tidak terbatas dan fokus yang diberikan setiap waktu. akan tetapi dia menjalaninya karena menurut dia ini menjanjikan masa depan yang lebih baik untuknya

siang tadi di kampus ada teman baru yang bercerita bagaimana dia berusaha memulai usaha dengan segala cara. jatuh bangun, di luar pekerjaan dan pendidikannya karena dia tidak mau masa depannya hanya menjadi seorang karyawan biasa.

semua hal di atas mempunyai benang merah lebih pada masa depan kita dalam hal pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak. Bagaimana kita mengusahakn itu dengan sebaik mungkin karena kita tidak mau masa depan kita berakhir tidak seperti yang kita cita-citakan. kita mengejar mimpi dan harapan kita sekuat tenaga.

kemudian saya teringat tentang 5 balls theory, 30 second Speech by Bryan Dyson (CEO of Coca Cola)yang diceritakan kepada saya pada waktu itu:
"Imagine life as a game in which you are juggling some five balls in the air.
You name them - Work, Family, Health, Friends and Spirit and you're keeping all of these in the Air.
You will soon understand that work is a rubber ball.
If you drop it, it will bounce back.....
But the other four Balls - Family, Health, Friends and Spirit - are made of glass.
If you drop one of these; they will be irrevocably scuffed, marked, nicked, damaged or even shattered.
They will never be the same.
You must understand that and strive for it.

Sekilas ada sesuatu yang bertentangan dari 5 balls theory itu dengan kejadian2 yang saya ceritakan di atas, tetapi ternyata tidak...
at least dari hasil pemikiran dan permenungan saya itu bisa berjalan berdampingan (saya tidak tahu apakah ini karena saya termasuk dalam penganut aliran jalan tengah yang berusaha untuk meraih semuanya)

kita mengusahakan masa depan kita, dalam segala hal yang kita lakukan sekarang. tidak hanya bagi kita sendiri akan tetapi juga bagi orang-orang tercinta, yang kita kasihi, yang ingin kita bahagiakan.
tekad dan keyakinan itu yang membuat kita bersemangat untuk melakukan apa yang sedang kita tekuni saat ini, dan kesadaran itu membuat kita juga menjaga kesehatan kita karena jika kita tidak sehat maka kita tidak akan mampu meraih apa yang menjadi impian kita. dan teman-teman adalah orang yang berjalan bersama kita, berinteraksi dengan kita dimanapun itu baik di sekolah, di kantor, maupun di lingkungan yang lain. yang mempunyai cita-cita, harapan, dan impian mereka sendiri, yang berjuang bersama kita, berinteraksi dan membantu kita baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan masing-masing.

jadi masalahnya adalah bagaimana kita menempatkan semuanya secara proper pada tempat masing-masing. saya akan mengatakan bahwa semua hal dalam five balls theory itu penting dan saling berkaitan. kegagalan yang satu akan menyebabkan ketidak sempurnaan yang lain. dan yang harus kita latih adalah bagaimana menempatkan semua itu pada porsi masing-masing dengan benar...

lebih jauh lagi ada satu hal yang saya ingat dari buku how to win the people yang belum selesai saya baca, kita menjadi penting dan berhasil bukan pada saat kita berhasil saja, akan tetapi lebih jauh lagi, bagaimana kita bisa membuat orang-orang di sekitar kita, orang-orang yang berelasi dengan kita berhasil mencapai impian masa depannya. itulah keberhasilan yang lebih besar...

jadi akhirnya, apapun masa depan yang kita impikan, perjuangkanlah itu sebaik mungkin! dengan tanpa mengorbankan hal-hal terbaik yang sudah kita miliki sekarang, yang juga akan menjadi bagian penting dalam keberhasilan masa depan kita nanti.

dan jangan lupa, perjuangan tak pernah dilakukan sendirian, kita butuh orang lain, dan orang lain membutuhkan kita untuk meraih masa depan bersama.

at the end, may god bless us and everyone striving for the best future, to make the dream come true...

Thursday, January 14, 2010

melakukan sesuatu bersama

tadi malam aku menonton film did you hear about the morgans
sebuah film drama yang tidak terlalu kuat menurutku dari jennifer aniston dan hugh grant dengan ending yang biasa saja.
(sebelum terlalu jauh melenceng menjadi sebuah resensi film) tapi ada satu hal yang menarik perhatianku dari cerita di film ini...

itu adalah tentang melakukan suatu hal bersama..

kesimpulanku adalah ini berlaku untuk kita semua: siapapun kita, dimanapun kita berada, dengan siapa kita melakukannya apakah itu dengan partner dalam pekerjaan, pasangan, maupun teman-teman kita
ketika intensitas kebersamaan meningkat, dan frekuensi melakukan banyak hal secara bersama menjadi semakin sering, maka itu akan meningkatkan kedekatan hati dan emosional kita.

tentu saja secara matematis ini belum menjadi sebuah aksioma, mungkin adalah dalil yang menuntut pengujian lebih lanjut. Akan tetapi itu yang aku alami, aku lihat, dan aku ingat dari melihat cerita tadi malam.
tentu saja apakah ini hanya bisa terjadi pada kondisi ceteris paribus atau tidak, well aku tidak mau menganalisa lebih jauh, karena dinamika yang terjadi pada setiap orang mungkin berlainan dan akan merujuk pada hasil akhir yang bisa berbeda satu dengan yang lain. Jadi keismpulan ini bukan untuk diperdebatkan :)

maka ketika aku membayangkan lebih lanjut, benarlah apa yang dikatakan ibu teresa waktu beliau menyatakan 'kemiskinan terbesar bukanlah terletak pada materi atau kekayaan akan tetapi ketika manusia merasa sendirian dan tidak dicintai'.
saat kita merasakan hanya sendirian menghadapai semuanya, tidak mempunyai siapapun untuk diajak melakukan sesuatu bersama, maka itulah kemiskinan yang sesungguhnya.
tidak heran banyak orang menggunakan apa yang mereka miliki: kepandaian, kekayaan, keindahan fisik, dll untuk bisa diterima dimana dia berada, mendapatkan teman sebanyak mungkin, untuk tidak sendirian dan terasingkan...

indahnya dunia, menariknya modernisasi, mungkin sesaat bisa membuat kita melupakan orang lain, akan tetapi sebagai makhluk sosial manusia tetap tidak akan bisa terlepas dari kebutuhannya akan orang lain. dan kebersamaan yang tidak semu, kebersamaan yang tulus, saling menerima apa adanya, saling menghormati dan menghargai, mengusahakan sesuatu secara bersama, itu yang akan terus membuat seseorang bertumbuh menjadi lebih baik, dan sebuah relasi apapun bentuknya tetap terjaga...

Wednesday, January 13, 2010

tentang sapaan

di kantorku yang baru, ada sebuah kebiasaan yang berbeda - at least belum pernah aku jumpai di kantor-kantorku sebelumnya.

hal yang berbeda itu adalah tentang sapaan:
setiap pagi, setiap orang yang datang ke kantor akan menyalami teman-teman yang sudah datang terlebih dahulu sambil mengucapkan selamat pagi, apa kabar, dan sebagainya.
Setiap sore, setiap orang yang akan pulang juga akan menyalami teman-teman yang masih tinggal di kantor sambil berpamitan, sampai ketemu besok, see you tomorrow, dll.

aku tidak tahu siapa yang mempopulerkan atau menerapkan ini untuk pertama kalinya, dan menurutku tidak penting juga untuk ditanyakan kepada teman-teman lain yang lebih lama di kantor ini :)

dan menurutku juga bukan karena jumlah karyawan di kantor ini yang tidak begitu banyak (tidak sampai 100 orang) yang menyebabkan kebiasaan ini masih bertahan sampai sekarang

lalu aku berpikir, mungkin yang menyebabkan kebiasaan itu masih bertahan sampai saat ini adalah karena kita semua nyaman melakukannya, itu membuat kita lebih dekat satu dengan yang lainnya. mungkin pada awalnya akan canggung untuk melakukannya di hari-hari pertama, atau mungkin ini dilakukan agar tidak menjadi orang aneh jika tidak melakukannya, akan tetapi lebih jauh lagi itu membuat kita merasa lebih akrab dalam lingkungan kerja kantor ini.
kadang mungkin kita menyapa dengan terburu-buru atau tidak dengan sepenuh hati, akan tetapi lebih sering kita melakukannya dengan iklas, dengan senyum yang tulus, dan ketika itu dilakukan, tatapan mata yang bersahabat, senyuman yang tulus, jabat tangan yang erat itu semua akan menghangatkan hati - baik untuk yang memberikan ataupun yang menerima.

sebuah sapaan, perhatian, sekecil apapun, jika itu diberikan dengan sepenuh hati, aku yakin akan mendamaikan dan membahagiakan orang yang memberi ataupun menerima.

masalah besar kita di dunia yang semakin maju dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta gelombang besar modernisasi dan materialisme ini adalah hilangnya perhatian dan keperdulian kita untuk peka dan menyapa orang-orang di sekitar kita, yang mungkin membutuhkannya.
orang menjadi teralienasi dari lingkungan sekitarnya, asyik dengan berbagai peralatan modern atau hal-hal yang bisa mengalihkannya dari dunia sekitarnya dan hilang pulalah kepekaan kita. individualisme yang akhirnya akan meraja. well aku boleh dibilang skeptis atau berlebihan dengan statement di atas, akan tetapi jika kita tidak dengan sadar menumbuhkan dan memelihara perhatian dan kepekaan kita terhadap orang lain di sekitar kita, dunia ini tidak akan pernah menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.

dan sebuah sapaan, apapun bentuknya, sebuah perhatian, sekecil apapun itu, akan mampu membuat dunia ini menjadi lebih indah untuk semua orang.

kalau demikian:
selamat menyapa, selamat memperhatikan orang lain

Thursday, January 7, 2010

tetaplah menulis

well, ini mungkin hanyalah sebuah jargon untuk menyemangati diri saya sendiri :)

menulis, apapun itu..
apa yang kita lihat
apa yang kita dengar
apa yang kita rasakan
apa yang kita pikirkan
apa yang kita inginkan
apa yang menjadi cita-cita dan keprihatinan kita

jangan takut merasa tulisan kita jelek
jangan takut merasa tulisna kita tidak berarti atau tidak bermakna
apapun itu, itu adalah jejak gambaran dinamika kehidupan yang kita alami
bahkan bagi beberapa orang itu adalah pengingat tentang kehidupan kita.

tetaplah menulis apapun bentuknya, seberapapun panjangnya, dimanapun medianya
menuangkan apa yang ada di otak, pikiran, hati, dan perasaan kita
jika itu bisa bermanfaat bagi orang lain, terima kasih tuhan
paling tidak itu akan bermanfaat bagi diri kita sendiri

happy writing :)