Tuesday, October 18, 2011

ini bukan suatu kebanggaan

ceritanya bermula dari saat kecelakaan motor yang aku alami saat lulus SMP bertahun-tahun silam..
temanku yang di depan harus kehilangan salah satu matanya, hidung, bibir, dan giginya akibat kecelakaan itu. aku juga harus dirawat di RS PKU Muhammadiyah selama 1 minggu.

pada saat kami dirawat di UGD itu, kami menerima transfusi darah dari orang yang tidak kami kenal, tapi yang jelas menyelamatkan nyawa kami.

sejak itu aku berniat untuk menyumbangkan darahku kepada orang lain. mulai teratur menjadi donor di rumah sakit manapun yang menyediakan unit transfusi darah (dulu pengambilan darah belum dipusatkan di PMI). niat awalnya ingin membalas budi: kalau aku dulu pernah diselamatkan karena transfusi darah, maka biarlah darah ini menyelamatkan orang lain juga.
lama-kelamaan ini menjadi seperti kebiasaan yang menyenangkan, kadang belum sampai 3 bulan (minimum durasi donor darah 80 hari) aku pernah curi-curi menyumbang darah. pernah diterima satu kali untuk neneku ku sendiri waktu itu karena mendesak, padahal belum ada sebulan aku donor - untung tidak terjadi apa-apa dengan beliau waktu itu (arwahnya tenang sekarang di akhirat).

mulai menembus angka 10 lebih, 20 lebih, 30 lebih, ini kemudian menjadi semacam ambisi. minimal aku harus donor darah 1 tahun 4x, sehingga nanti bisa tembus angka 100. kalau perlu tidak hanya donor darah normal tiga bulanan, aku lalu mendaftar donor darah pheresis (donor trombosit darah). waktunya lebih lama (2 jam) dibandingkan donor darah biasa (10 menit) akan tetapi interval nya lebih singkat (hanya dua mingguan) sehingga bisa lebih sering (pheresis ini dilakukan kalau misalnya ada kebutuhan, jadi harus langsung).
minum alkohol pun dijaga, 3minggu sebelum donor jangan minum supaya darahnya bersih dan tidak ditolak PMI saat dilakukan pemeriksaan.

rasanya bangga, apalagi kalau dilihat yang ambil darah, "wah hebat yah mas, masih muda sudah 60 kali lebih donor darahnya!" seperti sudah jadi orang yang berguna bagi orang lain. kayak sudah hebat sekali. apalagi sekarang tiap donor diambilnya 450ml, jumlah terbanyak karena berat badan.

tapi beberapa minggu lalu saat diambil darah terakhir, aku melihat ke sekeliling, ke orang-orang yang juga menyumbangkan darahnya. ada remaja yang sepertinya baru pertama kali sehingga takut-takut menyumbang darah, ibu-ibu berjilbab yang nampak pasrah dan tenang, dua suster yang tersenyum saat ditusuk (padahal sakit), bapak-bapak tua..

aku jadi berpikir, tidak ada yang istimewa dengan menyumbangkan darah kepada orang lain. ini bukan suatu kebanggaan yang harus disombongkan. menyumbangkan darah justru malah bermanfaat juga bagi kita yang jadi donor karena membantu menjaga Hb, darah terus segar karena di produksi lagi, dan banyak manfaat yang lain. kita tidak lantas menjadi pahlawan dengan menyumbangkan darah..

terpekur malu aku lihat darahku mengalir melalui selang menuju kantong darah di timbangan, bagiku ini seharusnya lebih sebagai penebusan: untuk semua hal buruk yang sudah aku lakukan, untuk kehidupan-kehidupan yang aku khianati.. dan yang jelas ini juga kewajiban untuk semua manusia, saling menolong satu sama lain

jadi aku mengajak kalian semua, jika kondisimu memungkinkan, untuk menyumbangkan darahmu pada orang lain yang pasti membutuhkannya. bukan untuk menjadi seorang yang lebih baik, bukan untuk menjadi kebanggaan dan kesombongan, tapi karena memang kita mau, dan kita mampu..
karena kita mencintai sesama kita.

ini bukan suatu kebanggaan, ini adalah cinta...

1 comment:

Sisca Ceska said...

kalo aku males jadi donor darah karena sering kali pembuluh darahku ga bisa ditemukan (akibat kegemukan) hihihi. malah pernah sekali waktu darahnya berhenti mengalir di tengah2 proses, jadi harus tusuk ulang di tempat lain untuk memenuhi quota :(